Thursday, May 19, 2011

Fa menjelaskan tentang LANGIT dan TANAH ( bahan dasar tubuh manusia) sesungguhnya.

Selanjutnya saya bicarakan lagi satu hal bagi anda sekalian, yaitu sebuah persoalan yang tidak dapat diutarakan dengan jelas oleh para praktisi didalam xiulian, ialah perihal "langit". Ilmu pengetahuan sekarang mengatakan, pesawat ruang angkasa terbang keluar angkasa raya, terbang keatas banyak planet lain, namun tidak menemukan manusia, tidak menemukan dunia Dewa, juga tidak menemukan keadaan langit yang berbeda dariTriloka yang disebut-sebut oleh manusia. Maka manusia modern menggunakan teori ini untuk menjatuhkan agama, menjatuhkan legenda kuno dari masa lampau, serta menyangkal benda yang paling hakiki dari manusia. Sesungguhnya "langit" yang dimaksud oleh Dewa sama sekali bukanlah suatu pengeritan yang sama dengan"langit" yang terlihat oleh manusia. Saya sering mengatakan, bahwa molekul telah membentuk segala sesuatu yang ada dalam ruang dimensi materi dari manusia ini, sedangkan materi mikroskopik adalah penyebab terbentuknya molekul, materi bertingkat-tingkat yang lebih mikroskopik juga adalah penyebab pokok dari terbentuknya partikel yang bertingkat-tingkat pada tingkatan yang berbeda. Dewa berada dalam dunia yang ekstrim mikroskopik, namun itu adalah dunia serta ruang dimensi yang ekstrim luas. Saya tiap kali membicarakan tentang dunia mikroskopik kepada anda sekalian, bahwa ruang dimensi yang terbentuk secara mikroskopik itu adalah tempat dimana Dewa bersemayam. Coba anda semua pikirkan, bahwa Dewa,seperti tempo hari yang telah saya katakan, segalanya dari ruang dimensi manusia ini, misalnya udara, materi, tanah, batu, besi baja, segala sesuatu yang ada dalam ruang dimensi anda ini, termasuk tubuh anda, semuanya adalah terkomposisi oleh molekul. Sedangkan molekul adalah materi yang paling kasar,paling permukaan dan paling kotor didalam alam semesta ini. Memang molekul inilah, dalam pandangan mata Dewa segala molekul dianggap sebagai tanah,dianggap sebagai tanah dalam alam semesta, ini juga hanya merupakan pemahaman pada tingkat Tathagata. Maka dahulu dikatakan Yehowah atau Nuwa telah menciptakan manusia dengan menggunakan tanah, itu adalah benar. Karena fisik anda semua adalah molekul, dipandang dari mata Dewa adalah tanah, semua adalah tanah, adalah sejenis benda yang paling kasar. Dengan demikian coba anda semua pikirkan, pesawat ruang angkasa sekalipun terbang lebih tinggi lagi, apakah dia telah terbang keluar dari alam molekul ini? Seumpama pesawat terbang melayang di angkasa, anda dari benua Asia ke benua Amerika, anda merasa terbangnya sangat tinggi dan sangat jauh, sesungguhnya anda hanyalah berjalan ditengah tumpukan molekul ini, hanya berjalan diatas bumi, ini sama sekali bukanlah langit, dipandang dari mata Dewa, ini hanya sekedar jauh dekatnya jarak padamateri yang setingkat. Sedangkan ruang dimensi yang terkomposisi dari dunia mikroskopik, itu barulah benar-benar langit yang dimaksud oleh Dewa. Materi yang semakin halus dan semakin mikroskopik, permukaan yang dibentuknya juga semakin berinti dan semakin halus.

Segala materi terdapat eksistensi energi, termasuk molekul juga mempunyai energi.Dikarenakan tubuh manusia dan segala yang ada disekelilingnya terbentuk dari molekul, bahkan perangkat mesin untuk memastikan keberadaan energi juga terbentuk dari molekul, maka anda tidak dapat mendeteksi energi pada molekul.Dengan demikian semakin materi menuju mikroskopik, energinya semakin besar,tingkat radioaktifnya semakin besar, semakin berada pada mikroskopik akansemakin besar, inilah sebabnya mengapa energi Dewa, serta bentuk eksistensi Dewa memang sedemikian rupa. Maka lebih jelas lagi saya katakan pada anda sekalian, manusia di dunia melihat bulan, matahari, planet venus, planet mars,termasuk sistim galaksi, angkasa luar serta badan langit yang amat jauh dan lain-lain yang anda lihat, semua itu adalah langit. Tetapi bila anda berada di planet mars melihat bumi ini, coba anda katakan bukankah ia juga berada diatas langit?Juga berada diatas langit. Ini adalah pemahaman untuk membuka cara berpikir manusia biasa.

Namun bila menginginkan pemahaman yang lebih mendalam, coba anda semua pikirkan apakah langit itu? Asalkan anda telah memasuki ruang dimensi yang mikroskopik, itu adalah langit. Saya mengangkat sebuah contoh yang paling sederhana, dengan menceritakan sebuah kisah. Dahulu ada seorang yang berkultivasi Tao berjalan di jalanan sambil meneguk arak,tiba-tiba melihat satu orang, orang tersebut tepat adalah yang ingin dicarinya,yang memenuhi syarat untuk berkultivasi Tao, maka dia ingin menyelamatkan orang ini, ingin menerimanya sebagi murid. Dia bertanya pada orang itu: "Apakah anda ingin mengikuti saya berkultivasi Tao?" Tingkat kesadaran serta bawaan dasar orang itu sangat baik, maka berkatalah ia: "Saya memang ingin ikut." "Apakah anda berani mengikuti saya melakukan sesuatu?" Dijawabnya: "Saya berani.""Beranikah anda mengikuti saya pergi kemanapun?" "Berani." "Baik, kalau begitu anda ikutilah saya!" sambil berkata demikian ia meletakkan teko arak yang sebesar telapak tangan diatas lantai, dibuka tutupnya, dengan segera dia melompat masuk ke dalam teko arak. Orang itu melihat gurunya telah melompat masuk, ia juga meniru tingkah gurunya segera melompat, juga telah masuk kedalam teko arak. Khalayak yang melihat keramaian, semua membungkuk disekeliling mulutteko, saat melihat kedalam, wah, ternyata didalamnya adalah sebuah dunia yangluas, besar sekali. Teko arak yang begitu kecil, dengan pemikiran manusia,bagaimana mungkin orang yang begitu besar dapat melompat masuk kedalamnya? Karena disaat anda ingin memasuki ruang dimensi tersebut, segala kondisi dari tubuh anda harus menyesuaikan kondisi ruang dimensi tersebut, anda baru dapat masuk. Ketika menembus sekat-sekat pada ruang dimensi, tubuh ini niscaya memasuki kondisi tersebut. Karena semakin mikroskopik partikel materi, bidang pada tingkatan dia itu semakin luas dan semakin besar. Pada tingkatan-tingkatan partikel mikroskopik, manifestasi teko arak sudah bukan seperti bentuk yang terlihat oleh manusia, seluruh partikel adalah saling berhubungan. Besar kecil yang terlihat oleh manusia hanyalah semacam bentuk manifestasi pada ruang waktu yang terbentuk oleh partikel setingkat. Dengan demikian dapat dikatakan permukaan teko arak ini terbentuk dari molekul, anda melihat bentuknya memangdemikian, namun pada tingkat mikroskopik wujud teko itu sudah bukan demikian,dia telah berhubungan menjadi satu dengan alam semesta pada taraf kondisi tersebut. Apakah anda mengerti maksud yang saya katakan? (tepuk tangan) yang saya katakan adalah demikian maksudnya. Ini adalah sesuatu yang tidak dapat dipahami manusia, tidak dapat dipahami dalam konsep pemikiran manusia.

Dengan demikian yang dikatakan naik ke langit, saya beritahu anda sekalian, bila anda tiba-tiba menyusup kedalam sebuah batu, bukankah itu adalah naik ke langit? Anda menyusup kedalam permukaan yang terbentuk oleh materi batu, itu tidak dibenarkan. Bila anda menyusup masuk ke dalam lingkup kondisi partikel mikroskopik yang membentuk partikel molekul batu itu, bukankah berarti naik ke langit? Anda sendiri telah menyusut dan masuk kedalam lapisan mikroskopik dari tubuh anda, bukankah anda naik ke langit? Anda menyusup kedalam partikel mikroskopik dari partikel permukaan pada satu tingkat ruang dimensi manapun, yaitu masuk ditengah partikel yang tingkatnya lebih kecil dari dia, anda niscaya sudah berada diatas langit. Hanya saja tingkatan langitnya berbeda, taraf mikroskopiknya berbeda. Sampai pada mikroskopik, anda melihat sesuatu telah masuk kedalam batu, anda melihat dia telah masuk kedalam tubuh, telah masuk kedalam suatu benda, sesungguhnya anda telah memasuki alam semesta sangat luas yang berhubungan menjadi satu dengan ruang dimensi tersebut. Dapat juga dikatakan, ini bukan merupakan cara pemikiran manusia. Saya sering mengatakan, apa yang dikenal manusia tentangtimur-selatan-barat-utara, serta atas-bawah-luar-dalam, semua ini tidak eksisdalam alam semesta. Maka ini bukanlah semacam konsep pemikiran dari manusia.Saya mengatakan secara demikian anda sekalian akan mengerti: Oh, dengan menggunakan cara berpikir manusia, sama sekali sudah merupakan hal yang lain.Ilmu pengetahuan sekarang ekstrim dangkal, ia tidak dapat melihat juga tidak dapat mengenali langit yang sesungguhnya, ini dikarenakan ia hanya merangkak dalam ruang materi yang ada sekarang ini, dibatasi oleh ruang tersebut.Sedangkan ilmu pengetahuan yang dipaksakan oleh manusia planet kepada manusia di bumi juga dibatasi disini, karena manusia planet juga adalah kehidupan pada ruang dimensi ini, mereka juga tidak dapat mengenali wajah tulen alam semesta.

Manusia tidak percaya pada Dewa, ini bukan sebuah masalah yang sederhana, ini adalah manusia sedang membinasakan moralitas manusia. Manusia percaya akan pembalasan karma yang bergilir, percaya bahwa berbuat baik akan mendapat balasan yang baik, berbuat jahat akan mendapat ganjaran atau balasan yang buruk, manusiaberbuat suatu hal selalu ada Dewa yang mengamati, manusia tidak berani berbuat jahat, manusia tahu bahwa berbuat baik akan mengumpulkan pahala, dikemudian hari akan memperoleh berkah, lagipula semua ini adalah mutlak benar. Jikamanusia tidak percaya semua ini, ilmu pengetahuan sekarang justru tidak percayahal-hal tersebut, dianggapnya sebagai propaganda takhayul, ini tepat adalah mengacungkan tongkat ilmu pengetahuan memukul pikiran lurus manusia, bukankah ini memukul hal-hal yang paling hakiki dari manusia? Disaat moralitas,keyakinan sejati dan pikiran lurus manusia dipukulnya hingga ludes, maka manusia akan tanpa kuatir apapun melakukan apa saja yang ingin dilakukan, demi mencapai tujuan, seseorang bisa jadi tidak segan-segan menempuh segala caraapapun. Ini adalah salah satu sebab pokok dari bobroknya masyarakat manusia.Dalam masyarakat barat orang-orang seolah percaya pada Dewa, namun mereka bukan benar-benar percaya pada Dewa, yang benar-benar mereka percayai adalah ilmu pengetahuan. Dewa juga tidak seperti yang mereka bayangkan sedemikian rupa,seolah-olah adalah kehidupan yang membawa perasaan manusia. Saya tadi telah membetulkan sebuah pengertian yang krusial bagi anda sekalian: yaitu pemahaman terhadap langit, langit yang dimaksud oleh Dewa dan manusia bukanlah suatu halyang sama.

(Master Li Hongzhi,Ceramah Fa,Los Angeles1999)


(Pemahaman Fa) Manusia hidup di tingkat molekul- bagi Dewa/Tuhan/God molekul itu tingkat yang paling kasar makanya kehidupan manusia dalam pandangan Dewa/Tuhan/God seperti keluar masuk tanah- seperti cacing.

No comments:

Post a Comment