Saturday, May 21, 2011

16 Ramalan Sang Buddha

16 RAMALAN SANG BUDDHA (dari jataka, no.77 Mahasupina -Jataka :)

Baca dan renungkan betapa Sempurnanya Buddha Guru Agung kita, dari 16 ramalan Sang Buddha, menurut anda sudah berapa yang terbukti di kehidupan kita ini..

16 RAMALAN SANG BUDDHA

Pada zaman Sang Buddha, Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang mimpi-mimpi yang aneh, dan ingin mengetahui apakah itu meramalkan kejadian yang baik atau buruk. Oleh karena itu Beliau meminta Sang Buddha untuk meramalkan ke-16 mimpinya.

Mimpi No.1
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang empat ekor sapi yang kuat, berlari dengan garang dari empat jurusan ke arah satu dengan yang lainnya bagaikan mereka akan saling bertarung dalam kemarahan.. Ketika keempat sapi itu bertemu, mereka bukannya bertarung, melainkan melangkah mundur dan berjalan meninggalkan satu sama lain.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.1
Jauh dimasa yang akan datang, akan ada bencana alam. Hujan akan turun bukan pada musimnya. Akan ada mendung tebal bergerak dari 4 jurusan bagaikan akan turun hujan lebat di bumi. Ketika keempat gumpalan mendung ini saling mendekat, mereka kemudian bergerak pergi tanpa hujan di bumi. Benih-benih padi di sawah dan tumbuh-tumbuhan semuanya akan kering dan layu. Banyak manusia dan hewan akan mati kelaparan. Kejadian ini akan terjadi jauh di masa yang akan datang.

Mimpi No.2
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang pepohonan muda yang belum cukup tua, tetapi sudah berbunga dan berbuah, dan karena sarat dengan bunga dan buah maka ranting-ranting mereka tampak tidak kuat menahannya.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.2
Jauh dimasa yang akan datang, para gadis yang masih sangat muda sudah ingin bersuami, sudah ingin menikah dan mempunyai keluarga, karena mereka dipenuhi oleh hasrat dan nafsu. Batin mereka akan sangat menginginkan kesenangan-kesenangan inderawi. Mereka akan menikmati tubuh, suara, bau, rasa, dan sentuhan kulit serta membutuhkan kenikmatan seksual dan hasrat nafsu. Akan menjadi suatu hal yang biasa bagi pasangan-pasangan untuk menikah pada usia yang sangat muda. Mereka tidak akan merasa malu menuruti hasrat hatinya dalam kehidupan seks seperti binatang. Ketika mereka hamil, mereka berusaha untuk bebas dari bayi itu, meskipun hal itu merupakan perbuatan yang penuh dosa. Sebagian anak masih akan hidup dengan orang tua mereka, tetapi yang lainnya tidak diurus lagi dan menjadi pengemis, hidup sendiri dan menggelandang, tanpa orang tua atau keluarga yang bisa memberikan pendidikan atau tempat untuk hidup. Mereka akan tidur dimana saja; kadangkala mereka bisa mendapatkan sesuatu untuk dimakan, tetapi kadangkala mereka kelaparan. Akan terjadi keadaan yang sangat menyengsarakan. Kejadian ini akan terjadi jauh di masa yang akan datang. Mereka yang dilahirkan pada masa itu harus menghadapinya.


Mimpi No.3
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang sekawanan sapi dan lembu jantan yang menyusui kepada anak-anak mereka.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.3
Jauh dimasa yang akan datang, orangtua akan terpaksa bergantung pada hasil keringat anak-anak mereka. Mereka harus hidup dari makanan dan keperluan lainnya, termasuk uang, yang disediakan, yang disediakan oleh anak-anak mereka. Pada saat itu, para orang tua harus menyenangkan dan menyanjung anak-anak mereka setiap saat. Jika anak-anak senang kepada mereka, mereka akan memberi uang kepada orang tuanya. Jika tidak, orang tua tak akan mendapatkan apapun. Kejadian ini akan terjadi jauh dimasa yang akan datang.

Mimpi No.4
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang orang yang memaksa sapi kecil dan muda untuk menarik kereta. Ketika mereka tidak bisa melakukannya, mereka dipukul.


Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.4
Jauh dimasa yang akan datang, orang-orang cenderung akan membiarkan mereka yang baru lulus memikul tugas-tugas administratif negara yang berat. Meskipun kaum muda memiliki pengetahuan, tetapi mereka belum punya pengalaman, kecapakan, keahlian, dan kecermatan dalam hal mengelola persoalan-persoalan ekonomi, politik dan sosial. Mereka akan berbuat kesalahan dan membuat kemunduran. Kurangnya tanggung-jawab mereka akan menyebabkan defisit perdagangan dan kehancuran pada negara serta perkembangannya. Mereka menjadi sasaran cercaan masyarakat. Kejadian ini akan terjadi jauh di masa yang akan datang.


Mimpi No.5
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang seekor kuda dengan satu kepala tetapi bermulut dua. Ia terus merumput melalui kedua mulutnya dan tampaknya tidak pernah cukup.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.5
Jauh dimasa yang akan datang, para hakim akan sedemikian liciknya sehingga mereka akan menerima uang suap dari kedua belah pihak dari satu kasus yang mereka tangani, baik dari pihak penggugat maupun dari pihak tergugat. Mereka mengharapkan sesuatu dari mereka. Mereka meminta tidak sedikit untuk kasus-kasus serius. Jika mereka tidak mendapatkan apa yang mereka minta, mereka tidak akan menangani kasus itu. Kejadian ini akan terjadi jauh di masa yang akan datang.


Mimpi No.6
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang tentang sekelompok orang yang mengorbankan talam emas yang berharga, sebagai tempat kencing dan berak bagi serigala-serigala.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.6
Jauh dimasa yang akan datang, orang-orang dungu akan membiarkan ajaran-ajaran Sang Buddha (Dhamma), disalah-gunakan dan dihancurkan oleh berbagai pemujaan keagamaan dengan cara memodifikasi Dhamma agar sesuai dengan ajaran-ajaran mereka sendiri yang tidak murni dan penuh nafsu.
Kemudian mereka akan mengatakan bahwa ajaran Sang Buddha merupakan bagian dari kepercayaan mereka. Banyak orang yang kemudian akan salah mengerti, mengira bahwa ajaran Sang Buddha itu setara dengan kepercayaan-kepercayaan lain tersebut, dan karenanya, sama saja. Kenyataannya cara-cara pemujaan itu tidak mengerti sama sekali nilai dari ajaran Sang Buddha. Orang-orang seperti mereka itu akan muncul ketika Sang Buddha telah mencapai Parinibbana. Akan ada begitu banyak cara pemujaan yang menyatakan bahwa mereka adalah agama yang benar.


Mimpi No.7
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang seorang yang duduk di bangku menganyam kulit harimau menjadi seutas tali, dan seekor serigala memakannya secepat tali itu selesai dianyam.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.7
Jauh dimasa yang akan datang, orang-orang dungu dengan moralitas rendah akan dipromosikan pada posisi yang mulia, bekerja di istana dan kerap kali bertindak atas nama raja. Karena dungu dan banyak bicara, mereka akan membocorkan rahasia istana kepada umum. Bagi mereka yang tidak menyukai raja, ini merupakan kesempatan utnuk menyebarkan gosip; karena itu raja akan tidak dipercayai. Rakyat akan kehilangan kepercayaan dan rasa hormatnya kepada Raja dan keluarga kerajaan. Kejadian ini akan terjadi jauh di masa yang akan datang. Orang-orang yang tidak setia akan muncul dari dalam.


Mimpi No.8
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang berbagai kendi besar dan kendi kecil terletak pada tempat yang sama. Orang berdesak-desakan utnuk menuangkan air ke dalam kendi-kendi yang besar sampai airnya tumpah, sebaliknya tak seorangpun yang mau menuangkan air ke dalam kendi-kendi yang kecil.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.8
Jauh dimasa yang akan datang, orang-orang akan memilih berdana barang-barang yang baik dan berharga kepada para bhikkhu yang berkedudukan tinggi dan senior. Bhikkhu-bhikkhu senior ini lalu akan menerima terlalu banyak makanan dan pemberian, sebaliknya bhikkhu-bhikkhu junior yang duduk disekitar tidak menerima apapun. Kejadian ini akan terjadi jauh di masa yang akan datang.

Mimpi No.9
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang sebuah kolam besar. Air pada bagian luar sangat bersih, jernih dan sejuk, tetapi air di bagian tengahnya keruh dan berlumpur. Binatang-binatang besar dan kecil berkelahi untuk meminum air yang berlumpur, tetapi tak ada binatang yang mau meminum air yang bersih, jernih, dan sejuk itu.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.9
Jauh dimasa yang akan datang, orang-orang akan dipenuhi oleh keserakahan dan hawa nafsu. Mereka tak akan pernah mempunyai uang yang cukup. Mereka tidak menginginkan pekerjaan-pekerjaan yang bersih dan jujur tetapi bergaji kecil, yang tidak dapat memuaskan keserakahan mereka. Mereka berusaha mencari pengaruh dalam dewan nasional, sehingga mereka dapat mengatur negara serta sepenuhnya mengelola keuangan negara. Mereka akan berlaku licik dan tanpa rasa malu melakukan korupsi. Mereka akan puas hanya dengan mendapatkan banyak uang tanpa menghiraukan betapa kotornya cara mereka memperolehnya. Keadaan ini akan muncul pada setiap bangsa di seluruh dunia. Hal itu akan menjadi lebih dan lebih parah, yang mengakibatkan kekacauan di dalam tubuh dewan nasional, disana akan ada pertikaian terhadap posisi dimana mereka bisa mendapatkan uang yang lebih banyak. Mereka akan bertikai tentang siapa yang akan mendapat lebih banyak, siapa yang akan mendapat lebih sedikit, serta siapa yang tidak mendapatkan apapun. Kejadian ini akan terjadi jauh di masa yang akan datang.


Mimpi No.10
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang nasi yang ditanak dalam panci, pada satu bagian panci nasinya matang, pada bagian lain setengah matang, pada bagian yang lain lagi sama sekali tidak matang.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.10
Jauh dimasa yang akan datang, orang akan terpecah di dalam keyakinannya. Sekelompok orang akan percaya pada ajaran-ajaran Sang Buddha, Dhamma sejati, yang ketika dipraktikkan sampai jenjang terakhir, benar dapat melenyapkan berbagai penderitaan. Kelompok ini akan mempercayai Nibbana, padamnya berbagai kekotoran batin dan penderitaan, sebagai tujuan dari jalan mulia. Mereka mempercayai bahwa ada neraka dan surga, bahwa kebajikan dan perbuatan jahat menyebabkan hasil baik dan buruk yang sesuai, dan tumimbal-lahir akan mengikuti kematian orang yang masih mempunyai kekotoran dan nafsu keinginan.
Kelompok yang lain akan ragu-ragu tentang apakah Jalan Mulia masih ada ketika agama Buddha sudah begitu lama. Mereka tidak yakin apakah ajaran Sang Buddha tetap sempurna, serta apakah masih ada bhikkhu yang baik yang bisa mencapai tingkat Nibbana. Mereka penuh dengan keragu-keraguan.
Kelompok yang lain lagi menolak mempercayai keseluruhan dari Jalam Mulia, hasil-hasilnya, serta Nibbana. Diantara kelompok ini tidak ada hal seperti neraka atau surga, maupun akibat apapun dari kebaikan dan kejahatan, ataupun kehidupan setelah kematian. Menjelang akhir dari agama Buddha, orang akan memiliki lebih banyak lagi pandangan-pandangan salah.


Mimpi No.11
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang sekelompok orang menukarkan kayu wangi yang berharga dan mahal, hanya dengan satu mangkuk susu asam, yang tidak sebanding harganya.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.11
Jauh dimasa yang akan datang, sekelompok orang akan memperdagangkan ajaran-ajaran Sang Buddha demi uang. Mereka akan menulis berbagai buku tentang ajaran Buddha serta menjualnya sebagai penghidupan mereka. Mereka akan menyusun berbagai syair tentang ajaran serta mengajarkannya demi sesuatu yang nilainya tidak sebanding sebagai gantinya. Kejadian ini akan terjadi menjelang berakhirnya agama Buddha.


Mimpi No.12
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang sebuah botol labu kering dan berlubang yang tenggelam di dalam air, bukannya mengapung seperti mestinya.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.12
Jauh dimasa yang akan datang, orang yang baik, berpengetahuan luas, cerdas, baik para bhikkhu maupun umat awam, tak akan dikagumi dalam masyarakat. Mereka setiap saat akan dihalangi oleh orang-orang yang jahat dan penuh dosa. Orang-orang yang jujur dan memenuhi syarat, tidak akan mendapat kesempatan untuk dipilih di dalam dewan nasional, serta untuk memimpin negara. Kalaupun mereka terpilih, mereka tidak bisa mengabdi kepada negara secara penuh. Kelompok yang dapat disuap akan berusaha memecat mereka demi kepentingannya sendiri. Menurut pendapat orang-orang yang tidak jujur, orang yang baik adalah musuh mereka, karena mereka tidak akan bekerjasama di dalam kejahatan mereka. Jadi tidak akan ada orang baik pada masyarakat semacam itu.
Demikian pula, para bhikkhu yang sejati dan baik hati, yang berlatih sesuai dengan Jalan Mulia, tak akan dihormati. Orang-orang tidak ingin mengunjungi mereka atau mendengarkan ajaran mereka. Mereka dianggap kuno dan tidak terhormat. Orang-orang tidak akan memperhatikan dan menghormati mereka. Meskipun orang-orang ini kaya-raya, tetapi mereka tidak akan memberikan apapun kepada para bhikkhu atau mereka hanya memberikan sedikit. Para bhikkhu akan menjalani kehidupan kebhikkhuan dengan sulit. Oleh sebab itu, tidak ada orang yang mau memasuki kehidupan kebhikkhuan, dan terjadilah kelangkaan bhikkhu yang baik di dalam agama Buddha. Kejadian ini akan terjadi jauh di masa yang akan datang.


Mimpi No.13
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang sebongkah batu yang sebesar rumah mengapung di permukaan air, seperti perahu layar yang kosong. Biasanya batu tenggelam di air, tetapi yang satu ini mengapung di permukaan air.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.13
Jauh dimasa yang akan datang, orang yang jahat dan penuh dosa, yang tidak menjalankan sila apapun dan tidak bermoral, kejam, perayu dan tak tahu malu, akan dikagumi di masyarakat. Mereka akan mendapatkan kekuasaaan dan kemasyhuran serta mempunyai banyak pengikut dan pelayan. Umat awam seperti ini akan sangat dihormati, diterima dan disenangi oleh masyarakat. Sesungguhnya mereka adalah seperti cermin yang memantulkan keadaan dari masyarakat dan negara tersebut. Apakah masyarakatnya berkembang atau merosot, dapat dilihat dari cermin besar ini di dalam dewan nasional. Ini merupakan petunjuk, jendela, atau pintu dari masyarakat itu. Di suatu negara, wakil-wakil raja yang dipilih oleh masyarakat akan menunjukkan jenis masyarakat itu sendiri.
Dalam masyarakat bhikkhu dan bhikkhuni, agama bisa berkembang atau merosot adalah tergantung kepada empat kumpulan. Para bhikkhu tidak dapat hidup sendiri di dalam masyarakat. Bhikkhu akan dijadikan terkenal oleh umat awam yang SUPRANATURAL dan kesucian sang bhikkhu. Ini adalah menurut kepercayaan si umat awam tersebut tentang yang mana yang Suci. Pada saat itu, para Arahat – mereka yang telah bebas dari kekotoran batin dan penderitaan, adalah tergantung pada kepercayaan para pengikut. Pengikut pada setiap tradisi kepercayaan akan mempunyai definisinya sendiri tentang Arahat. Mereka akan memberitakan latihan keras dari bhikkhu mereka secara berlebihan. Itulah mengapa batu padat mengapung di permukaan air. Para bhikkhu yang terkenal dengan jalan ini hanya akan menggunakan pakaian kebhikkhuannya untuk usaha mereka. Mereka menggunakan agama untuk penghidupan mereka. Menjelang berakhirnya agama Buddha, orang-orang akan kehilangan rasa hormat mereka kepada agama. Kepercayaan mereka akan merosot karena mereka melihat kelakuan yang tidak baik diantara para bhikkhu. Orang bijaksana yang kokoh dalam pertimbangan akan mencari bhikkhu yang benar. Menjelang berakhirnya agama Buddha, kejadian ini akan terjadi.


Mimpi No.14
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang seekor katak pohon betina mengejar seekor kobra besar untuk disantap. Ketika ia menangkap kobra itu, ia segera menelan si kobra.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.14
Jauh dimasa yang akan datang, para bhikkhu yang terkenal dan populer akan berbicara dengan kata-kata yang mengesankan. Mereka berkotbah seperti kobra mengembangkan kepalanya, memainkan peranan penting dalam masyarakat serta mendapatkan penghormatan dan kepercayaan dari masyarakat. Mereka menerima kekayaan, ketenaran, dan gelar yang begitu banyak sehingga mereka melupakan diri sendiri serta kehilangan kesadaran dan kebijaksanaannya. Mereka tidak memiliki pengendalian terhadap mata, telinga, hidung, lidah, dan pikiran mereka, serta membiarkan indera-inderanya menikmati berbagai bentuk, suara, bau, rasa, dan sensasi-sensasi sentuhan, sampai kesenangan hawa nafsu memenuhi benak mereka. Itulah mengapa “katak-pohon betina yang kecil” mempunyai kesempatan dan merencanakan untuk menyerang pikiran dengan muslihat serta kata-kata manis, sampai “binatang kecil itu” dapat menangkap dan menelannya pada saat yang tepat.

Mimpi No.15
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang sekawanan angsa keemasan mengelilingi burung gagak. Kemana saja burung gagak itu pergi, angsa keemasan itu mengikuti di sekeliling mereka.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.15
Jauh dimasa yang akan datang, bhikkhu-bhikkkhu yang baru saja ditahbiskan, yang masih lugu dalam Dhamma, akan mengelilingi para bhikkhu yang tidak bermoral. Para bhikkhu baru ini akan menghormati bhikkhu-bhikkhu tersebut sebagai guru mereka. Para bhikkhu yang tidak bermoral ini pandai dalam mendapatkan harta, persis seperti burung gagak dalam mendapatkan makanan. Mereka akan memberi kepada bhikkhu-bhikkhu baru tersebut bagian mereka dari harta itu. Itulah mengapa angsa keemasan menyerah pada burung gagak. Menjelang berakhirnya agama Buddha, masyarakat kebhikkhuan akan berubah seperti ini. Jumlah bhikkhu yang tidak bermoral akan bertambah. Para bhikkhu junior yang tidak berpendidikan tak akan menjalankan aturan (vinaya) kebhikkhuan. Mereka tak akan mengetahui mana yang benar dan mana yang salah, apa yang harus dikerjakan dan apa yang tidak, serta apa saja tugas mereka. Mereka akan memasuki kehidupan kebhikkhuan hanya karena tradisi. Kejadian ini akan terjadi jauh di masa yang akan datang.


Mimpi No.16
Raja Pasenadi Kosala bermimpi tentang sekawanan kambing memburu seekor harimau dan mengunyahnya sebagai makanan.

Ramalan Sang Buddha mengenai Mimpi No.16
Jauh dimasa yang akan datang, orang-orang akan tidak puas dengan sistem kerajaan yang dijalankan. Mereka akan menentang pemerintahan semacam ini dan mencari demokrasi, dimana peranan dan kekuasaan raja dikurangi, dan semuanya dibawah hukum yang sama. Ketika raja menolak, mereka akan merampas kekuasaanya dengan paksa, sesuai dengan keperluan masyarakat. Raja-raja yang menolak akan digulingkan dan dipaksa untuk meninggalkan negara bersama dengan keluarganya. Ketika raja menyetujui untuk turun dari kekuasaannya sesuai dengan permintaan rakyat, mereka akan menghormati sang raja dan keluarga raja, seolah-olah raja dan keluarga tersebut adalah dewa dan pelindung mereka. Mereka akan menganggap sang raja sebagai pusat spiritual negara untuk selama-lamanya. Kejadian ini akan terjadi jauh di masa yang akan datang.

COPAS

Sangat kami sadari bahwa didalam blog ini ada terdapat beberapa tulisan-tulisan "keras" yang menyinggung instansi ataupun personal yang kami klaim sebagai cemeti untuk kemajuan dan bahan introspeksi. Sangat kami sadari akan resiko dan konsekwensi yang bisa kami terima dari hal itu semua.

Pada judul posting archive blog, kami sengaja menegaskan bahwa posting-posting disini adalah kebanyakan hasil dari copy paste ! Dan itu kami klaim sebagai bukti bahwa kami bukanlah seorang penulis yang hebat. Kami hanya coba mengumpulkan beberapa posting yang kami anggap layak untuk diketahui atau setidaknya coba membuat "perpustakaan pribadi" untuk mempermudah siapapun dalam hal penambahan ilmu dan wawasan dan kemudahan mendapatkan fasilitas informasi.

Setelah kami cek, didapati banyak link di blog yang kami kelola ini ternyata telah rusak. Terlebih pada tanggal 17 September pagi kemarin pagi kami tidak dapat login pada blog ini hingga kami meminta bantuan teman kami untuk memberi solusinya. Dan ahirnya kami berkesimpulan bahwa blog ini sudah di hack oleh bloger bangsat.

Kenapa bangsat?
Yah karena memang bangsat. Kami sudah menegaskan bahwa artikel-artikel disini adalah hasil copas dan sekali lagi kami tegaskan bahwa sangat banyak blog copas yang sama sekali tidak pernah mencantumkan sumbernya sama sekali. Dan dari sana juga kami banyak mendapatkan artikel yang tidak tercantum sumbernya. Alangkah bancinya jika anda hanya berani mengklaim agar saya mencantumkan sumber artikel sementara anda sendiri hanya berstatus anonim sebagai komentator. Siapakah dan berapakah kerugian materi yang saya timbulkan akibat mencopas-copas artikel tanpa sumber? Bahkan ada pula lagi yang berkomentar...
"bro, kalau mencopas kasi sumbernya dong biar kreatif sedikit..."
"bro, kalau mencopas kasi sumbernya dong biar profesional..."

Apa sih arti kreatif itu?
Apa sih arti profesional itu?
Apakah anda tidak pernah membaca kamus?
Apakah saya harus menjelaskan dan mengajari anda bahwa kreatif itu artinya "bersifat kreasi, daya cipta. Trus yang anda baca ini apa?
Profesional itu pelaku profesi. Profesi sama dengan mencari makan. Apakah saya ada membuat iklan disini? Apakah menurut anda saya mencari makan dari sini?

Coba lihat bloger yang menyebar-nyebarkan lagu mp3 yang sangat jelas merugikan hak cipta hingga merugikan pajak negara. Bahkan pada blog tersebut dia banyak menaburkan iklan gila-gilaan dengan menggunakan scrip tertentu agar kita wajib klik iklannya. Kenapa bukan itu yang anda tegur? Jujurlah... Bahwa aslinya anda hanya seorang narsis. Pengen terkenal sebagai orang yang pintar dan ingin mendapat pujian. Iya kan...? Ataukah anda kepingin mendapat ranking dari alexa? Untuk apa tuh alexa? Iya, saya maklum. Saya juga bloger kok. Dulu saya juga mendewakan alexa. Tapi jangan begitu dong caranya. Apa susahnya memberi komentar dengan bijak. Dan anda akan kami anggap sebagai sahabat.

Trus apakah menurut anda saya hanya maling teriak maling?
Coba saya tanya, apakah anda pernah melihat saya blogwalking? Yang cuma berbasa basi kesana kesini demi trafic kunjungan balik? Asal anda tahu, bahkan dibeberapa postingan saya pun saya sering mengusir pengunjung secara tegas. Coba lihat tulisan ini, bukankah ini akan berakibat para pengunjung disini akan membenci blog ini? Tapi tetap saja saya tidak perduli. Saya tidak butuh pengunjung bila anda kurang ajar. Anda ramah, akan saya ladeni. Kalau anda kurang ajar, yah saya usir. Walau cuma bisa dengan cara menulis artikel yang seperti ini.

Kalau anda mengatakan saya cuma pandai berkreasi dari hasil membajak, itu soal lain bung. Memangnya enak mencari-cari artikel yang layak? Coba lihat sendiri dilintas berita. Alangkah banyaknya bloger penipu yang membuat judul yang gak nyambung dari isi kontennya demi pengunjung yang banyak walau dari hasil menipu. Judulnya : "Olga Sahputra punya duit 800 triliun". Eh taunya cuma hoax. Kan membuat orang-orang rugi waktu tuh.

Basi lho kalau ngomong hak cipta. Gak usah sok idealis. Memangnya anda pernah mengurus lisensi nya? Hak patennya? Jangan-jangan apa itu npwp pun anda tidak tahu. Jangan-jangan memakai windows dan software bajakan. Jangan-jangan lagu dikomputer anda juga dapat dari download gratis ya?
Nah kalau begitu kita sama. Sama-sama merugikan negara yang seharusnya dapat masukan dari cukai CD Original yang seharusnya kita beli. Jadi gak usah ngomong hak cipta.

Kalau anda menilai bahwa saya membuat para penulis menjadi malas, itu soal lain bung. Kenapa tidak menerbitkan buku kalau memang mau mencari nafkah. Kenapa harus ngeblog kalau bukan bermaksud sharing. Bukankah blog bertujuan untuk sharing? Salah alamat kalau anda mau mencari ketenaran dengan cara ngeblog.

Sana lapor ke menkumham atau ke menkominfo kalau anda tidak puas dengan pernyataan saya ini. Biar jelas bahwa anda memang bernyali dan berniat memberi pelajaran agar blog-blog copas harus dihapuskan di space bar Indonesia raya ini. Jangan cuma main-main hack atau ngerusak link-link orang dong. Kaya banci aja !!

Huff dasar bloger bangsat...

Thursday, May 19, 2011

Perbedaan metode kultivasi ( Falun Dafa) dengan metode bimbingan lain.

Ternyata untuk memahami ini tidak mudah.Sama2 di ranah spiritual nalar/logikanya sama tetapi maknanya dan prosesnya berbeda. Maksudnya metode yang digunakan dalam belajar spiritual dan cara kultivasi tampak MIRIP tetapi sangat jauh berbeda- terutama kultivasi DaFa.Meskipun mungkin dari praktisi DaFa mengatakan ya jelas berbeda karena kami adalah para kultivator bukan spiritualis atau yang sekedar belajar spiritual.Tetapi ini akan menjadi pengantar yang baik untuk memahami apa yang disebut PENINGKATAN dalam KULTIVASI DAFA.

Hakikatnya semua BIMBINGAN mulai dari bawah terus menuju ke atas.Mulai dari bawah dalam arti ini Fa dari DaFa menggunakan bahasa manusia yang paling umum juga mengggunakan pengetahuan ilmiah agar mudah dipahami banyak orang.Cara peningkatannya BAGAIMANA? sedangkan yang dibaca SAMA ( buku Zhuan Falun dan ceramah2 Fa) dan khusus untuk kultivasi dengan Berspesialisasi Tunggal ( berkultivasi sejati) bahkan tidak diijinkan membaca buku QiGong atau buku dari Fa aliran yang lain.

Dalam kultivasi dikenal- praktisi hanya berkultivasi dengan sungguh2 sedang Guru yang mengevolusikan Gong ( energi kultivasi).Kuncinya adalah BELAJAR FA- dengan banyak belajar Fa-HAKIKATNYA membuang PIKIRAN PASKA LAHIR/pikiran manusia biasa dan menggantikan dengan bagaimana ALAM SEMESTA BERFIKIR itulah yang disebut HUKUM atau FA/TAO/DHARMA- maka pemahaman berdasarkan Fa itulah disebut PIKIRAN LURUS.Setelah KESADARAN meningkat dari belajar Fa maka berangsur2 manusia sanggup MELEPAS KETERIKATAN dan mampu meningkatkan XINXING/ BUDI PEKERTI/AKHLAK- ITULAH baru yang disebut PENINGKATAN.Setinggi apa praktisi mampu meningkatkan pemahamannya- setinggi itu dia mampu melepas keterikatannya terhadap sesuatu- setinggi itu pula tingkat Xinxing/ Budi Pekerti/Akhlaknya maka- setinggi itu pula TINGKAT yang berhasil di perolehnya- DEMIKIAN TERUS MENERUS.Mulai dari manapun SAMA misal mulai dari peningkatan Xinxing/ Budi Pekerti/Akhlak maka peningkatan yang lain akan mengikuti.Semua ini BERHUBUNGAN demikian FA BEKERJA dalam diri para kultivator.

TENTANG PENINGKATAN PEMAHAMAN/KESADARAN. Setiap manusia memiliki KARMA dengan INTENSITAS berbeda2.Karma itu substansi hitam akibat perbuatan apapun di masa lalu ( pikiran, perkataan, perbuatan).Karma bersifat MENUTUPI atau MENYELIMUTI KESADARAN MANUSIA sehingga sulit mengenali kebenaran. Ketika praktisi mampu melepas keterikatannya termasuk membayar karma.Pada saat yang bersamaan yang MENUTUPI kesadarannya ditingkat itu ( karma) akan hilang dia akan mengerti sendiri kebenaran yang berada di tingkat itu.Karma tersingkirkan terus menerus melalui penderitaan demi penderitaan maka terus menerus pula KESADARANNYA MENINGKAT. itu adalah PENINGKATAN yang SESUNGGUHNYA bukan karena diaku2 atau merasa2 saja karena pada saat yang sama tubuhnya DITRANSFORMASIKAN dengan materi energi tinggi -secara terus menerus.Fa mengatakan manusia tak dapat naik ke langit dengan membawa karma dan keterikatan hati.

Sesungguhnya yang terjadi dalam diri praktisi Dafa adalah transformasi Zhu Yuanshen/ Jiwa prima Utama/Kesadaran Utama dan tubuh fisik (benti) juga terus tubuh2 diruang lain- ini yang mulai dari bawah perlahan naik ke atas karena menggunakan kesadaran Utama manusia.TETAPI karena Falun DaFa berkultivasi GANDA pada WATAK dan RAGA- maka transformasi JUGA dimulai dari TINGKAT PALING TINGGI menuju ke bawah.Dimulai dari tingkat asal manusia yang paling renik menuju ke bawah.Sehingga ada yang melihat dari LUAR ke DALAM/ dari BAWAH ke ATAS tapi juga dari ATAS ke BAWAH/ dari DALAM ke LUAR.Semua proses ini terjadi secara otomatis tanpa diminta atau diharapkan ada-walau terlihat mudah prosesnya tidak dapat dibayangkan.

Demikian kultivator DaFa membuat peningkatan2- BUKAN dengan mengejar segala macam informasi- tidak dengan mentalitas seperti itu.Tetapi melepaskan segala macam keterikatan dan meningkatkan Xinxing/ Budi Pekerti/Akhlak- seperti membuang KOTORAN dalam diri terus menerus maka akan membumbung dengan sendirinya.Setelah itu yang diperoleh adalah KECERDASAN ALAMIAHNYA dan KEMAMPUANNYA SENDIRI di setiap tingkat.Demikian sharing Fa dari yang aku pahami - bagaimana praktisi XIULIAN DAFA memperoleh PENINGKATAN.Ada hal2 yang lebih luas dan mendalam lagi tapi hal2 demikian adalah bagian yang di kultivasikan bukan untuk di sharingkan.Terima kasih.Catatan ini dibuat terinspirasi dari seorang sahabat tentang 2 arah bimbingan Down-Top dan Top-Down.

transformasi bawah ke atas
transformasi dari atas ke bawah

BUKA2AN sedikit dari PROSES KULTIVASI ORTODOK- dari Falun DaFa.Praktisi Xiulian hanya berkultivasi sedang transformasi Gong terserah Guru.Karena tingkat pemahaman, Xinxing/Budi Pekerti/Akhlak dan segala sesuatu dari setiap praktisi dimanapun berada diketahui oleh Guru- sehingga peningkatan terus terupdate terus menerus.Khususnya mengenai TRANSFORMASI dari permukaan tubuh terus ke dalam (dari bawah ke atas) adalah sebuahi kultivasi RAGA - mulai dari yang terluar sel2 tubuh terus ke dalam ditransformasikan menjadi materi energi tinggi.Ada beberapa kondisi EXTERNAL yang bila ini tidak ada maka tidak akan terjadi. Semua bekerja OTOMATIS terjadi -karenanya dapat berkultivasi WUWEI.

Falun Dafa menggunakan SISTEM FALUN dibagian perut bawah ( DanTien)- dan ada puluhan ribu SISTEM MEKANIS yang dipasang langsung oleh master LI Hongzhi pada seluruh praktisi XiuLian DaFa berada diluar tubuh- yang berputar mengikuti FALUN bekerja 24 jam terus menerus TANPA HENTI -disaat berlatih Gong,meditasi, membaca Fa, makan-minum, bekerja bahkan ketika tidur FALUN terus berputar ke kanan menyerap energi dari alam semesta memurnikan tubuh dan berputar kekiri membuang dan mengharmonisme lingkungan dimanapun praktisi DaFa berada.Tidak menggunakan NIAT PIKIRAN dan OLAH NAFAS seperti pada sistem Kundalini umumnya.

Diperkuat dengan LATIHAN GERAKAN GONG untuk memurnikan tubuh fisik- menyingkirkan penyakit dan menyehatkan tubuh.Sedangkan fungsi lain puluhan ribu sistem mekanis secara otomatis MERUBAH DE ( berkah, substansi putih, lawan karma negatif) menjadi GONG ( energi kultivasi).Inilah perbedaan TERBESAR kultivasi DaFa dari jenis kultivasi lain karena benar2 ENERGI berada di TUBUH SENDIRI.Pada saat yang sama secara terus menerus kapan saja dimana saja sewaktu2 ada GUANDING yaitu pemurnian yang bersifat personal kepada setiap praktisi di manapun berada yang dilakukan oleh Guru juga bertujuan memurnikan tubuh yaitu energi dari atas yang masuk melalui ubun2.

Semua itu bentuk TRANSFORMASI dari luar ke dalam.Sedangkan untuk MENENTUKAN TINGGI RENDAHNYA TINGKAT adalah KULTIVASI Xinxing/ Budi Pekerti/Akhlak- BERASIMILASI dengan KARAKTER ASLI Alam Semesta ZHEN-SHAN-REN/ Sejati,Baik,Sabar yaitu Fa/Tao/Hukum Ortodok Alam Semesta .Dengan terus menerus belajar Fa/Tao artinya mengikis Pikiran paska lahir dan mengisinya dengan CARA alam semesta berfikir ( HUKUM)- ini disebut berkultivasi WATAK. Transformasi dari DALAM ke LUAR/ dari ATAS ke BAWAH.Dafa MENGUTAMAKAN kultivasi Zhu Yuanshen/ Jiwa Prima Utama/Kesadaran Utama yaitu Pikiran sendiri yang dimurnikan/ diluruskan.Jadi harus mampu mempertahankan kesadaran utama.Dalam segala situasi tetap berjalan diatas Fa -termasuk ketika bermeditasi -bukan lamanya tetapi HENING sedalam apapun harus TETAP SADAR.Sangat2 sulit mengkultivasikan Zhu Yuanshen karena Pikiran manusia mudah tertipu dalam masyarakat mausia biasa- untuk itu berkultivasi mengapa harus terus belajar Fa.Juga karena Fa memberikan KRITERIA2 dalam setiap tingkat- sehingga para praktisi dapat memenuhi taraf alam -demikian sehingga mampu terus meningkat.

Demikian secara singkat ini sudah dapat melengkapi catatan sebelumnya.Semua proses berjalan SEMPURNA JIKA kita dapat berkultivasi sejati/ tidak mendua pintu Fa sehingga seluruh prosesnya dapat terjadi dengan baik. Karena setiap aliran Fa memiliki kekuatan Fa,metode kultivasi dan memiliki hal2 khusus yang dapat mentransformasi setiap praktisi. JIKA tercampur aduk maka ketika satu dikultivasikan maka Fa yang satu akan mengganggu, satu lagi dikultivasikan Fa yang lain lagi mengganggu sehingga tak mampu berkultivasi lebih tinggi .Kondisi tercampur aduk ini Fa mengatakan ...tubuh manusia hanya akan menjadi tumpukan sampah.Karena terdapat sistem yang berbeda2 yang tak salnig berhubungan sehingga tak berfungsi dan tak akan memperoleh kesempurnaan dalam satu jalan itu maupun yang lain.HANYA jika telah mencapai kesempurnaan dari kultivasi dari Fa tertentu bisa mempelajari hal yang lain- berkultivasi ke Fa yang lainnya jika masih mampu :)

Jadi kultivasi DaFa memiliki bentuk transformasi seperti ini-sehingga setelah PEMAHAMAN/KESADARAN meningkat dari belajar Fa- Xinxing/ Budi Pekerti/Akhlak meningkat dan SELURUHNYA saling terhubung ikut meningkat bersama.Utamanya karena ada sistem lengkap yang bekerja secara OTOMATIS. Sehingga praktisi dapat dimungkinkan untuk WUWEI karena tidak lagi ada NIAT PIKIRAN. ini sangat krusial mudah untuk munculnya keterikatan hati yang seringkali para kultivator di masa lalu banyak yang gagal berkultivas.Karena menggunakan NIAT PIKIRAN sehingga UMUMNYA MENAIKKAN TINGKAT SENDIRI- akhirnya jatuh. Juga tak menggunakan OLAH NAFAS- bernafas normal saja - maka seluruh prosesnya sangat2 cepat-betul2 sangat cepat.Semua perangkat berkultivasi ini untuk memastikan semua dapat berjalan dengan baik- juga berfungsi menjaga praktisi dari gangguan dalam berkultivas.Sebab kultivasi bukan hal ayg mudah jika Guru TIDAK memberikan hal2 seperti ini disebut tidak bertanggung jawab terhadap masyarakat.

Prosesnya besarnya disebut PELURUSAN FA- yang dibagi dalam dua tahap Pelurusan Fa alam semesta (luar Triloka) dan Pelurusan Fa dunia manusia (dalam Triloka).Demikian sharing pemahaman Fa catatan kecil ini tidak MAMPU mewakili seluruh pegertian dari DAFA.Sambil terus disempurnakan-kepada praktisi DaFa mohon koreksi.

Salam,
jeseprakasa/Falun DaFa Hao!! Zhen-Shan-Ren Hao!!
Silahkan membaca sendiri Zhuan Falun buku utama kultivasi DaFa ( download gratis)
di www.falundafa.or.id semua ada di sana.Juga ceramah2 Fa di berbagai negara yang
mendukung isi dari Zhuan Falun.

Guru DaFa Master Li Hongzhi.
Gerakan latihan Gong ke-5.Meditasi Falun DaFa.
"Diagram Falun ini adalah miniatur alam semesta, di adalam setiap ruang lain dia juga punya eksistensi dan proses evolusinya, maka saya katakan adalah sebuah dunia" Master Li Hongzhi

Fa menjelaskan tentang LANGIT dan TANAH ( bahan dasar tubuh manusia) sesungguhnya.

Selanjutnya saya bicarakan lagi satu hal bagi anda sekalian, yaitu sebuah persoalan yang tidak dapat diutarakan dengan jelas oleh para praktisi didalam xiulian, ialah perihal "langit". Ilmu pengetahuan sekarang mengatakan, pesawat ruang angkasa terbang keluar angkasa raya, terbang keatas banyak planet lain, namun tidak menemukan manusia, tidak menemukan dunia Dewa, juga tidak menemukan keadaan langit yang berbeda dariTriloka yang disebut-sebut oleh manusia. Maka manusia modern menggunakan teori ini untuk menjatuhkan agama, menjatuhkan legenda kuno dari masa lampau, serta menyangkal benda yang paling hakiki dari manusia. Sesungguhnya "langit" yang dimaksud oleh Dewa sama sekali bukanlah suatu pengeritan yang sama dengan"langit" yang terlihat oleh manusia. Saya sering mengatakan, bahwa molekul telah membentuk segala sesuatu yang ada dalam ruang dimensi materi dari manusia ini, sedangkan materi mikroskopik adalah penyebab terbentuknya molekul, materi bertingkat-tingkat yang lebih mikroskopik juga adalah penyebab pokok dari terbentuknya partikel yang bertingkat-tingkat pada tingkatan yang berbeda. Dewa berada dalam dunia yang ekstrim mikroskopik, namun itu adalah dunia serta ruang dimensi yang ekstrim luas. Saya tiap kali membicarakan tentang dunia mikroskopik kepada anda sekalian, bahwa ruang dimensi yang terbentuk secara mikroskopik itu adalah tempat dimana Dewa bersemayam. Coba anda semua pikirkan, bahwa Dewa,seperti tempo hari yang telah saya katakan, segalanya dari ruang dimensi manusia ini, misalnya udara, materi, tanah, batu, besi baja, segala sesuatu yang ada dalam ruang dimensi anda ini, termasuk tubuh anda, semuanya adalah terkomposisi oleh molekul. Sedangkan molekul adalah materi yang paling kasar,paling permukaan dan paling kotor didalam alam semesta ini. Memang molekul inilah, dalam pandangan mata Dewa segala molekul dianggap sebagai tanah,dianggap sebagai tanah dalam alam semesta, ini juga hanya merupakan pemahaman pada tingkat Tathagata. Maka dahulu dikatakan Yehowah atau Nuwa telah menciptakan manusia dengan menggunakan tanah, itu adalah benar. Karena fisik anda semua adalah molekul, dipandang dari mata Dewa adalah tanah, semua adalah tanah, adalah sejenis benda yang paling kasar. Dengan demikian coba anda semua pikirkan, pesawat ruang angkasa sekalipun terbang lebih tinggi lagi, apakah dia telah terbang keluar dari alam molekul ini? Seumpama pesawat terbang melayang di angkasa, anda dari benua Asia ke benua Amerika, anda merasa terbangnya sangat tinggi dan sangat jauh, sesungguhnya anda hanyalah berjalan ditengah tumpukan molekul ini, hanya berjalan diatas bumi, ini sama sekali bukanlah langit, dipandang dari mata Dewa, ini hanya sekedar jauh dekatnya jarak padamateri yang setingkat. Sedangkan ruang dimensi yang terkomposisi dari dunia mikroskopik, itu barulah benar-benar langit yang dimaksud oleh Dewa. Materi yang semakin halus dan semakin mikroskopik, permukaan yang dibentuknya juga semakin berinti dan semakin halus.

Segala materi terdapat eksistensi energi, termasuk molekul juga mempunyai energi.Dikarenakan tubuh manusia dan segala yang ada disekelilingnya terbentuk dari molekul, bahkan perangkat mesin untuk memastikan keberadaan energi juga terbentuk dari molekul, maka anda tidak dapat mendeteksi energi pada molekul.Dengan demikian semakin materi menuju mikroskopik, energinya semakin besar,tingkat radioaktifnya semakin besar, semakin berada pada mikroskopik akansemakin besar, inilah sebabnya mengapa energi Dewa, serta bentuk eksistensi Dewa memang sedemikian rupa. Maka lebih jelas lagi saya katakan pada anda sekalian, manusia di dunia melihat bulan, matahari, planet venus, planet mars,termasuk sistim galaksi, angkasa luar serta badan langit yang amat jauh dan lain-lain yang anda lihat, semua itu adalah langit. Tetapi bila anda berada di planet mars melihat bumi ini, coba anda katakan bukankah ia juga berada diatas langit?Juga berada diatas langit. Ini adalah pemahaman untuk membuka cara berpikir manusia biasa.

Namun bila menginginkan pemahaman yang lebih mendalam, coba anda semua pikirkan apakah langit itu? Asalkan anda telah memasuki ruang dimensi yang mikroskopik, itu adalah langit. Saya mengangkat sebuah contoh yang paling sederhana, dengan menceritakan sebuah kisah. Dahulu ada seorang yang berkultivasi Tao berjalan di jalanan sambil meneguk arak,tiba-tiba melihat satu orang, orang tersebut tepat adalah yang ingin dicarinya,yang memenuhi syarat untuk berkultivasi Tao, maka dia ingin menyelamatkan orang ini, ingin menerimanya sebagi murid. Dia bertanya pada orang itu: "Apakah anda ingin mengikuti saya berkultivasi Tao?" Tingkat kesadaran serta bawaan dasar orang itu sangat baik, maka berkatalah ia: "Saya memang ingin ikut." "Apakah anda berani mengikuti saya melakukan sesuatu?" Dijawabnya: "Saya berani.""Beranikah anda mengikuti saya pergi kemanapun?" "Berani." "Baik, kalau begitu anda ikutilah saya!" sambil berkata demikian ia meletakkan teko arak yang sebesar telapak tangan diatas lantai, dibuka tutupnya, dengan segera dia melompat masuk ke dalam teko arak. Orang itu melihat gurunya telah melompat masuk, ia juga meniru tingkah gurunya segera melompat, juga telah masuk kedalam teko arak. Khalayak yang melihat keramaian, semua membungkuk disekeliling mulutteko, saat melihat kedalam, wah, ternyata didalamnya adalah sebuah dunia yangluas, besar sekali. Teko arak yang begitu kecil, dengan pemikiran manusia,bagaimana mungkin orang yang begitu besar dapat melompat masuk kedalamnya? Karena disaat anda ingin memasuki ruang dimensi tersebut, segala kondisi dari tubuh anda harus menyesuaikan kondisi ruang dimensi tersebut, anda baru dapat masuk. Ketika menembus sekat-sekat pada ruang dimensi, tubuh ini niscaya memasuki kondisi tersebut. Karena semakin mikroskopik partikel materi, bidang pada tingkatan dia itu semakin luas dan semakin besar. Pada tingkatan-tingkatan partikel mikroskopik, manifestasi teko arak sudah bukan seperti bentuk yang terlihat oleh manusia, seluruh partikel adalah saling berhubungan. Besar kecil yang terlihat oleh manusia hanyalah semacam bentuk manifestasi pada ruang waktu yang terbentuk oleh partikel setingkat. Dengan demikian dapat dikatakan permukaan teko arak ini terbentuk dari molekul, anda melihat bentuknya memangdemikian, namun pada tingkat mikroskopik wujud teko itu sudah bukan demikian,dia telah berhubungan menjadi satu dengan alam semesta pada taraf kondisi tersebut. Apakah anda mengerti maksud yang saya katakan? (tepuk tangan) yang saya katakan adalah demikian maksudnya. Ini adalah sesuatu yang tidak dapat dipahami manusia, tidak dapat dipahami dalam konsep pemikiran manusia.

Dengan demikian yang dikatakan naik ke langit, saya beritahu anda sekalian, bila anda tiba-tiba menyusup kedalam sebuah batu, bukankah itu adalah naik ke langit? Anda menyusup kedalam permukaan yang terbentuk oleh materi batu, itu tidak dibenarkan. Bila anda menyusup masuk ke dalam lingkup kondisi partikel mikroskopik yang membentuk partikel molekul batu itu, bukankah berarti naik ke langit? Anda sendiri telah menyusut dan masuk kedalam lapisan mikroskopik dari tubuh anda, bukankah anda naik ke langit? Anda menyusup kedalam partikel mikroskopik dari partikel permukaan pada satu tingkat ruang dimensi manapun, yaitu masuk ditengah partikel yang tingkatnya lebih kecil dari dia, anda niscaya sudah berada diatas langit. Hanya saja tingkatan langitnya berbeda, taraf mikroskopiknya berbeda. Sampai pada mikroskopik, anda melihat sesuatu telah masuk kedalam batu, anda melihat dia telah masuk kedalam tubuh, telah masuk kedalam suatu benda, sesungguhnya anda telah memasuki alam semesta sangat luas yang berhubungan menjadi satu dengan ruang dimensi tersebut. Dapat juga dikatakan, ini bukan merupakan cara pemikiran manusia. Saya sering mengatakan, apa yang dikenal manusia tentangtimur-selatan-barat-utara, serta atas-bawah-luar-dalam, semua ini tidak eksisdalam alam semesta. Maka ini bukanlah semacam konsep pemikiran dari manusia.Saya mengatakan secara demikian anda sekalian akan mengerti: Oh, dengan menggunakan cara berpikir manusia, sama sekali sudah merupakan hal yang lain.Ilmu pengetahuan sekarang ekstrim dangkal, ia tidak dapat melihat juga tidak dapat mengenali langit yang sesungguhnya, ini dikarenakan ia hanya merangkak dalam ruang materi yang ada sekarang ini, dibatasi oleh ruang tersebut.Sedangkan ilmu pengetahuan yang dipaksakan oleh manusia planet kepada manusia di bumi juga dibatasi disini, karena manusia planet juga adalah kehidupan pada ruang dimensi ini, mereka juga tidak dapat mengenali wajah tulen alam semesta.

Manusia tidak percaya pada Dewa, ini bukan sebuah masalah yang sederhana, ini adalah manusia sedang membinasakan moralitas manusia. Manusia percaya akan pembalasan karma yang bergilir, percaya bahwa berbuat baik akan mendapat balasan yang baik, berbuat jahat akan mendapat ganjaran atau balasan yang buruk, manusiaberbuat suatu hal selalu ada Dewa yang mengamati, manusia tidak berani berbuat jahat, manusia tahu bahwa berbuat baik akan mengumpulkan pahala, dikemudian hari akan memperoleh berkah, lagipula semua ini adalah mutlak benar. Jikamanusia tidak percaya semua ini, ilmu pengetahuan sekarang justru tidak percayahal-hal tersebut, dianggapnya sebagai propaganda takhayul, ini tepat adalah mengacungkan tongkat ilmu pengetahuan memukul pikiran lurus manusia, bukankah ini memukul hal-hal yang paling hakiki dari manusia? Disaat moralitas,keyakinan sejati dan pikiran lurus manusia dipukulnya hingga ludes, maka manusia akan tanpa kuatir apapun melakukan apa saja yang ingin dilakukan, demi mencapai tujuan, seseorang bisa jadi tidak segan-segan menempuh segala caraapapun. Ini adalah salah satu sebab pokok dari bobroknya masyarakat manusia.Dalam masyarakat barat orang-orang seolah percaya pada Dewa, namun mereka bukan benar-benar percaya pada Dewa, yang benar-benar mereka percayai adalah ilmu pengetahuan. Dewa juga tidak seperti yang mereka bayangkan sedemikian rupa,seolah-olah adalah kehidupan yang membawa perasaan manusia. Saya tadi telah membetulkan sebuah pengertian yang krusial bagi anda sekalian: yaitu pemahaman terhadap langit, langit yang dimaksud oleh Dewa dan manusia bukanlah suatu halyang sama.

(Master Li Hongzhi,Ceramah Fa,Los Angeles1999)


(Pemahaman Fa) Manusia hidup di tingkat molekul- bagi Dewa/Tuhan/God molekul itu tingkat yang paling kasar makanya kehidupan manusia dalam pandangan Dewa/Tuhan/God seperti keluar masuk tanah- seperti cacing.

(Fa) Cara Buddha/Shen/Dewa/God/Tuhan menciptakan manusia...

Karena kita sedang membahas tentang tatanan kehidupan, membahas tentang dimensi, kita sambil menyinggung tentang umat manusia. Materi dapat membentuk manusia, karena ketika partikel bergabung menjadi substansi yang berbeda, ia juga dapat mengkomposisikan menjadi substansi yang berbeda dari manusia pada permukaan. Pada saat susunan urut molekulnya merupakan susunan urut molekul dari partikel tulang, substansi permukaanya adalah tulang.Ketika susunan urutnya merupakan susunan urut dari molekul daging, ia adalah daging. Apa saja itu tergantung dari bagaimana susunan urut molekulnya. Dengan demikian dapat membentuk jiwa anda, adalah sangat sederhana bila sudah dibahas.

Baru saja Saya berbicara tentang suatu persoalan, Banyak, banyak orang berkata bahwa Shen menciptakan manusia. Ada orang telah berbicara bagaimana bagaimana manusia dibuat dari tanah liat. Kita tidak membahas fenomena konkrit tentang bagaimana diciptakan, sebenarnya cara mencipta apapun ada.Satu saja pemikiran dari Shen yang lebih besar dapat menciptakan anda. Segala substansi adalah hidup. Setelah menciptakan penampilan luar anda, organ dalam anda tercipta. Manusia berpikir bahwa tubuh manusia adalah sangat kompleks sekali, tetapi bagi Shen dengan kebijakkan besar dan kesadaran besar, itu adalah suatu masalah yang sepele. Sekali Buddha berpikir, dapat menciptakan organ dalam anda dengan materi pada tingkat ekstrim mikroskopik, dapat membuatnya dalam sekejap.Kapan saja sesuatu terbentuk, sebuah kehidupan langsung masuk kedalamnya. Tentu saja, manusia juga mempunyai Fu Yuanshen, banyak, banyak kehidupan datang bersamaan, membentuk seorang manusia. Bila dibahas adalah kondisi semacam ini.

Dimasa lalu, dalam komunitas ilmu pengetahuan,orang-orang selalu menyusup masuk ke ujung tanduk lembu, apakah ayam atau telur yang pertama kali ada. Saya mengatakan tiada ayam juga tiada telur. Adalah materi mikroskopik membentuk materi makroskopik, partikel kecil berkomposisi menjadi partikel besar, dan sesuatu yang belum dapat disebut materi menyusun menjadi materi. Kehidupan yang lebih besar dibandingkan dengan kehidupan seperti kita, walaupun dilihat dari volumenya, partikel yang membentuk tubuh tidaklah sama, oleh karena itu ukuran bentuk luarnya berbeda, tetapi susunan urut dari partikel pada permukaan materi yang merupakan keberadaan dari kehidupan, tidak peduli seberapa besar atau kecil, adalah sama. Sebagai contoh, seandainya setiap partikel dari tubuh manusia dari suatu lapisan yang lebih besar tersusun dari lapisan partikel planet, kalau begitu daging dia juga mempunyai susunan yang sama seperti susunan molekul dari tubuh manusia kita ini. Dengan kata lain, susunan urut planet adalah sama seperti susunan urut molekul yang membuat daging. Jadi manusia dari lapisan yang lebih kecil, ataubahkan lebih kecil lagi, adalah terbentuk dengan cara yang sama. Tentang hal ini cukup Saya bahas sedemikian.

(Ceramah Fa Amerika 97)



Buddha,Shen,Dewa,Tao menciptakan manusia sesuai dengan bentuk Mereka sendiri.

Fa menjelaskan Asal Usul Kehidupan dan Karakter Alam Semesta ZHEN-SHAN-REN/ Sejati,Baik,Sabar.

Alam semesta ini sungguh terlalu ajaib dan menakjubkan. Dan lebih lebih lebih kecil daripada ia masih ada badan langit yang eksis Buddha, Tao,Shen, Manusia, materi yang lebih kecil, tetapi, mutlak bukan hanya didalam satubutir pasir saja ada kehidupan, malahan tersebar memenuhi segala materi partikel besar kecil, diluar atau bagian dalam kulit partikel yang di dalam alam semesta. Lalu, tadi Saya hanya membahas hal yang mengarah ketingkat mikroskopik. Ketika badan langit yang maha besar ini yang makrokospiknya mencapai satu taraf tertentu, ia telah melampaui lingkup badan langit kita ini, sedangkan lingkup dari badan langit ini tidak dapat dicakup dengan istilah alam semesta ini, sama sekali berbeda dengan konsep tersebut. Ketika makrokospik alam semesta sampai pada batas tertentu, semuanya tiba-tiba memasuki satu kekosongan, dimana semuanya tidak ada. Kemudian, lanjut menuju ke amat jauh lagi, ketemu lagi ada badan langit lebih besar yang eksis, yang secara keseluruhan berbeda dengantubuh alam semesta kita. Badan langit yang Saya bicarakan ini secara fundamental diluar konsep dari alam semesta kita ini. Jadi Buddha, Tao, Shen pada tubuh alam semesta yang lebih besar khususnya sangat besar. Mereka melihat kita sama seperti kita melihat Buddha, Tao, Shen, manusia, materi yang ada dalam suatu dunia mikroskopik atau suatu badan langit yang mikroskopik. Jadi mereka adalah satulagi badan sistem yang lain, yang mana adalah sangat luar biasa besar. Jangan katakan mereka melihat kita manusia, mereka melihat badan langit kita sama dengan kita melihat pada peninggalan prasejarah yang digali. Beliau merasa sangat unik, juga muskil menakjubkan,cukup bagus, sangat berarti. Mereka juga merasa bahwa kehidupan ini sungguh ajaib tiada batas. Badan langit yang amat kecil ini juga dipenuhi kesempatan hidup, mereka juga memandang demikian. Beliau tidak mempunyai konsep-konsep yang ada di dalam lingkup badan langit yang di tempati kehidupan seperti kita, sama sekali tidak punya. Dalam pandangan dia, anda adalah mikroorganisme, tidak ada hubungan apapun dengan mereka. Maka seringkali banyak orang xiulian kita mempunyai perasaan yang sama ketika mereka melihat pemandangan yang ada dalam batu, pasir, atau bahkan partikel mikrokospik yang lebih kecil.

Ketika Tianmu beberapa praktisi kita terbuka,mereka melihat gunung dan sungai pada Tianmu-nya, diri sendiri sedang berlari keluar, sedang berlari keluar dengan kecepatan terbang. Melewati banyak, banyak gunung dan sungai, hingga melewati banyak kota,terus berlari keluar didalam Tianmu. Pemandangan yang anda lihat, Saya beritahu anda, ia tidak berasal dari luar, Itu benar-benar bentuk keberadaan suatu dunia yang tersusun dari sel dan partikel yang lebih mikroskopik di dalam kepala anda. Saya seringkali mengatakan, seandainya anda dapat melihat, dalam satu bulu pori mungkin ada banyak kota,juga mungkin di dalamnya ada kereta api, mobil sedang berjalan. Kedengarannya sangat misterius dan muskil. Dunia ini tepatnya adalah dunia sedemikian kompleks maha luas, keseluruhannya berbeda dengan pengertian ilmu pengetahuan modern kita. Saya sering mengatakan, bahwa ilmu pengetahuan sekarang, saat ia mulai di bangun adalah berpijak pada pengertian yang cacat dan berkembang pada dasar yang keliru. Oleh sebab itu ia terbatas pada bingkainya. Berbicara tentang ilmu pengetahuan yang benar, membahas kondisi alam semesta, kehidupan, materi yang kita sungguh-sungguh mengerti, ilmu pengetahuan sekarang tidak dapat dianggap sebagai ilmu pengetahuan. Karena dengan mengikuti jalur ilmu pengetahuan sekarang ini mustahil, selamanya tidak dapat mendeteksi muskil ajaibnya alam semesta.Umat manusia hanya percaya bahwa manusialah satu-satunya kehidupan di alam semesta, ia benar-benar kasihan, kasihan hingga taraf demikian.

Keberadaan makhluk luar angkasa, yang nyata-nyata telah mengunjungi bumi kita, sudah pernah difoto, dia masih juga tidak percaya. Dia telah terikat oleh ilmu pengetahuan ini. Orang emosional juga tidak dapat dinilai sebagai pekerja riset, adalah tidak rasional, dia hanya mempercayai segala sesuatu yang sudah dapat diterima, tidak memperdulikan sesungguhnya itu benar atau tidak, hanya mau percaya segala sesuatu yang dipelajari dari buku. Ini adalah bentuk dimensi yang telah Saya bahas. Karena bahasa manusia sangatlah terbatas, sehingga Saya agak kesulitan untuk menjelaskannya. Saya tidak tahu, apakah anda mengerti atau tidak? (tepuk tangan).
Buddha, Tao, Shen yang kita ketahui termasuk kita manusia, dimensi yang ditempati segala materi yang kita lihat, dalamnya ini termasuk alam semesta yang tak terkira banyaknya, alam semesta yang tak terhitung bahkan dengan Zhao (1 zhao = 100 juta) sebagai standar ukuran juga tak dapat dihitung. Lingkup badan langit yang sedemikian luas, ia adalah satu badan sistem yang berdiri sendiri. Kemudian melampui badan sistim ini,diluarnya masih eksis badan langit yang lebih besar, ia adalah satu lagi badan sistim yang berdiri sendiri, kemudian melampaui dia, masih eksis badan sistimyang lebih besar, lebih besar, lebih besar, beginilah maha besarnya jagat raya.Sedangkan di dalam dunia mikroskopik, ia juga berupa ekstrim mikrokospik,ekstrim mikrokospik, ekstrim mikroskopik. Alam dimana kita manusia hidup ini hampir diposisi tengah, dilihat dari pandangan makroskopik atau pandangan mikroskopik, dunia manusia adalah hampir ditengah. Belum lagi partikel yang berbeda membentuk dimensi yang berbeda.Selain ini, masih ada juga dunia permukaan yang tersusun oleh partikel spesifikyang berbeda. Anda sekalian tahu, saat saya ada di Tiongkok, beberapa praktisi telah mengatakan, ada sebagian pengikut, Yuanshen-nya meninggalkan raga, masuk dan mengembara ke angkasa dimensi materi kita. Tetapi mengapa dia tidak melihat dunia Buddha, juga tidak melihat dunia Shen? Yang dia lihat sepenuhnya adalah pemandangan nyata dari dimensi materi kita ini. Justru tidak melihat Shen? Itu disebab kan dia telah memasuki jenis dimensi kulit selubung ini, yang mana adalah suatu dimensi dimana manusia hidup, adalah satu bentuk dimensi materi seperti kita berada,yang dia lihat adalah situasi ini. Ini adalah bentuk keberadaan jenis dimensi yang Saya bicarakan.

Juga beberapa dari praktisi kita menanyai Saya:"Jiwa manusia berasal dari mana?" Karena Saya pernah membahas tentang sumber asal materi, jadi Saya juga membicarakan persoalan ini. Anda sekalian jangan menganggap Saya sedang berbicara tentang ilmu pengetahuan, Fa Buddha mencakup segala-galanya. Sebelumnya Saya pernah membicarakan tentang sumber asal materi.Apa sumber asalnya? Selama ini Saya tidak memberitahu pada anda sekalian sumberasal materi ini, ia adalah apa. Tetapi sumber asalnya badan langit maha besar yang berbeda yang barusan Saya bahas, itu tidak boleh dibahas. Tetapi Saya boleh memberitahu pada anda sekalian apa itu sumber asal jiwa dan substansi yang ada di alam yang berbeda didalam badan langit kita. Sebenarnya, sumber asal materi adalah air. Air yang merupakan sumber asal alam semesta bukanlah air seperti air yang ada di bumi manusia. Mengapa mengatakan bahwa air adalah sumber asal materi? Pada saat materi yang paling mikroskopik dari tingkat yang berbeda sampai pada batas tertentu, menjadi tidak ada materi lagi. Bagaimana setelah sesudah tidak ada materi? Butiran materi sudah tidak eksis, dilihatlagi lebih lanjut, akan ketemu suatu keadaan, menemukan suatu keadaan tanpa eksis partikel materi, ekstrim diam,saya biasa menyebutnya air mati. Juga disebut sumber asal, air tanpa jiwa.Seandainya anda melemparkan sesuatu ke dalamnya, ia tidak bisa ada perwujudan riak, begitu juga getaran suara tidak bisa membuat ia timbul gelombang, sepenuhnya diam. Sekalipun begitu, komposisi yang paling dasar dari materi, ialah berasal dari jenis air ini.

Bagaimana mengkomposisikannya? Dalam alam semestaini ada Fa, Fa ini adalah (真)Zhen (善)Shan (忍)Ren yang kita bicarakan. Karakter alam semesta semacam ini mengkomposisikan air itu menjadi suatu partikel materi tunggal yang paling awal, paling mikroskopik, paling primitif. Yang juga dapat disebut partikel paling primitif. Tetapi ia tunggal, ia bukanlah apa-apa, hanya seperti sebutir gelembung air. Kemudian mengabungkan dua partikel primitif, untuk membentuk suatu partikel primitif yang lebih besar, kemudian mengabungkan lagi dua grup partikel dwitunggal menjadi partikel lebih besar. Penggabungan ini terus berlangsung, sampai partikel pada tingkat berbeda membentuk berbagai macam bentuk luar dari substansi, kehidupan,materi, udara, cahaya, air, waktu, dll, dll, yang mana merupakan keperluan untuk hidup. Partikel dapat mempunyai cara yang berbeda pada saat digabung,yang sekarang kita sebut susunan urut.

Susunan urut partikel adalah berbeda, kalau begitu menyebabkan perbedaan pada permukaan materi di alam tersebut. Demikanlah terus menerus bergabung menjadi partikel lebih besar, partikel lebih besar dari mikrokospik ke makrokospik, akhirnya bergabung menjadi apa yang kita manusia tahu sekarang ini sebagai neutrino, quark, elektron, proton, inti atom, atom,molekul. Bergabung menjadi permukaan materi yang kita ketahui, hingga sampai badan langit yang lebih besar. Sedangkan ketika materi permukaan ini bergabung mencapai tahap ini,karena perubahan susunan urutnya beraneka ragam, maka perbedaan dalam permukaanmateri adalah cukup besar. Tapi kita semua tahu bahwa kayu tersusun oleh molekul, besi tersusun oleh molekul, plastik juga tersusun dari molekul. Bahkan air di dimensi kita, ia juga terbentuk dari air mikroskopik yang digabung menjadi molekul air yang disusun dari partikel lebih besar. Lalu kita mengatakan, karena permukaan materi memang terbentuk dari yang lebih mikroskopik, oleh sebab itu Saya beritahu pada anda sekalian, seluruh alam semesta yang dapat kita ketahui adalah terbentuk dari air, dan lagi air itu densitasnya sangat tinggi sekali,air yang fundamental tidak bergerak, adalah terbentuk olehnya.

Anda sekalian mungkin telah mendengar sebuah dongeng jaman dulu. Beberapa pendeta Tao, dapat memeras air dari batu. Saya beritahu pada anda semua, meskipun kalimat ini kedengarannya seperti sesuatu yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep pemikiran manusia modern kita atau dengan ilmu pengetahuanmodern. Dia menganggap bahwa anda sedang menceritakan dongeng, "kisah seribu satu malam", Saya beritahu anda sekalian, bahwa itu sungguh kenyataan, karena semua materi terbentuk dari air. Termasuk baja pun dapat diperas keluar air,bahkan dapat mencair menjadi air. Partikel dasar materi yang lebih keras pun semua berasal dari air, bila berpijak dari sudut ini untuk memahami Fo Fa Shen Dong ( Supernormal Fa Buddha ), Saya pikir tidaklah sulit untuk mengerti.Beliau niscaya mempunyai daya kekuatan yang demikian besar, Beliau niscaya dapat mengubahnya kembali menjadi materi primitif. Bentuk air yang baru saja Saya bicarakan, ia bersifat undak-undakan, tingkat besar yang berbeda mempunyai air seperti ini yang berbeda.

Kita juga telah menemukan satu persoalan, barusan ini Saya telah menyinggung, air kita ini juga berasal dari air yang sangat mikroskopik itu yang membentuk partikel lapisan yang lebih besar, yang pada akhirnya membentuk menjadi molekul air, membentuk menjadi air di bumi kita.Bila begini, bukankah sumber asal air pada tingkat yang berbeda masih juga dapat membentuk lapisan partikel yang lebih besar dari pada materi di bumi manusia ini? Dan kemudian membentuk lagi menjadi air pada tingkat itu? Sebenarnya, tadi telah Saya katakan, Saya katakan alam semesta ini, Saya tidak boleh membahas tentang berakhirnya alam semesta adalah apa. Tetapi Saya dapat memberitahu anda semua, bahwa pada tingkat yang berbeda eksis sumber asal materi yang berbeda. Dengan kata lain, eksis air sumber dasar materi yang berbeda. Makin menuju ke tingkatatas, densitas airnya makin besar, ia dapat membentuk partikel yang berbeda,air yang berbeda, kehidupan yang berbeda dalam dimensi yang berbeda.Seperti yang anda ketahui, tubuh manusia, baja, besi, semuanya adalah kehidupan dan benda di dimensi kita ini. Dengan kata lain, kehidupan yang kita mengerti dan yang dapat berhubungan dengan manusia, kehidupan yang dapat dilihat oleh mata manusia,sebenarnya juga berasal dari air ini, hanya saja ia adalah air dunia manusia biasa. Ialah air manusia yang paling permukaan yang terkomposisi dari air sumber asal yang tidak bergerak. Jarak ini sudah telah sangat jauh.Sedangkan materi kehidupan yang dapat dilihat dengan mata manusia kita juga terbentuk dari air tersebut. Seperti yang anda ketahui, seandainya anda memeras kian kemari seuntai sayuran dalam tangan anda, tidak sisa apa-apa kecuali air pada akhirnya. Hal yang sama terjadi juga dengan buah-buahan. Sekarang ilmuwan mengatakan bahwa tujuh puluh persen dari tubuh manusia adalah air, namun dia belum mengetahui, bahwa termasuk tulang, rambut semuanya juga terkomposisi dari molekul air, hanya saja itu terbuat dari partikel yang tersusun dari air yang lebih mikroskopik. Sebenarnya, itu semua adalah air, hanya saja itu tersusun dari partikel yang lebih mikroskopik. Segala sesuatu dalam dimensi materi kita ini adalah terbuat dari air.

Materi yang mikroskopik dapat membentuk substansi permukaan dengan penampakan yang berbeda, kejadian itu dikarenakan susunan urut partikel yang berbeda. Seandainya anda dapat main sulap. Tentu saja, dimasa lampau banyak orang dapat main sulap,merubah air menjadi es, atau merubah suatu benda menjadi benda lain. Itu kedengarannya sangat muskil, sebenarnya sama sekali tidak muskil. Ketika anda dapat mengubah susunan urut molekulnya, ia niscaya menjadi sesuatu yang lain.Jadi bagaimana dapat mengubah penampakan permukaan dari sesuatu? Tentu saja,penampakan bahkan lebih mudah diubah, dan sekali penampakan berubah itu langsung menjadi sesuatu yang lain. Makin tinggi tingkat Buddha, Tao, Shen,mereka makin mempunyai daya kekuatan ini. Anda semua tahu, manusia adalah dungu, dungu hingga taraf apa? Manusia ingin menyelesaikan sesuatu, mengerjakan sesuatu, perlu menggunakan tangan dan kakinya, harus melalui gerakan fisik baru dapat menyelesaikannya. Tetapi Buddha tidak. Buddha hanya dengan pikiran, cukup dengan berpikir. Karena Buddha mempunyai kekuatan supernormal, banyak kemampuan gong, beliau sendiri masih mempunyai gong yang amat kuat. Setiap partikel mikroskopik dari gongnya merupakan citra dirinya sendiri, partikel mikroskopik itu adalah tersusun dari partikel yang lebih mikroskopik, yang semuanya itu merupakan citra dirinya.Coba anda pikir, begitu Beliau berpikir, gong tersebut langsung keluar.Di tengah ekstrim mikroskopik, semuanya serempak mengubah struktur partikel pada tingkat yang berbeda. Waktu yang mereka gunakan adalah waktu dari dimensi dengan waktu yang tercepat, sekejap saja telah menyelesaikan. Buddha mengerjakan sesuatu niscaya sangat cepat, tidak terikat oleh dimensi dan waktu kita. Hanya dengan sekejap Beliau telah mengubah sebuah obyek dari yang paling dasar menjadi sesuatu yang lain. Inilah prinsip fungsinya supernormal Fa Buddha. Mengapa obyek berubah pada saat Buddha berpikir? Ketika Buddha berpikir, partikel gong yang tak terhitung banyaknya dan kebijakan yang tak terukur tingginya, bersamaan membuat perubahan pada setiap tingkat, keseluruhan gongnya juga membuat perubahan terhadap segala sesuatuyang Beliau ingin lakukan, dan butiran gongnya yang lebih besar juga merubah permukaan dari obyek. Dari partikel obyek paling dasar ke partikel pada permukaan, semua diubah oleh gongnya secara bersamaan dari mikroskopik kepermukaan. Beliau membuat sesuatunya itu terjadi hanya dalam sekejap, dalam sekejap sudah menyelesaikannya. Dari tidak ada menjadi ada, Beliau dapat menggabungkan molekul dan partikel yang eksis di udara menjadi sebuah obyek yang dapat anda lihat, ini ialah dari tidak ada menjadi ada. Mengapa Supernormal Fa Buddha mempunyai kekuatan demikan besar? Teknologi umat manusia selamanya tidak akan dapat mencapai taraf ini.

Daya kekuatan Fa Buddha, tidak dapat dicapai oleh umat manusia melalu tindakan ilmu dan teknologi, dikarenakan moral manusia tidak mungkin meningkat seiring perkembangan ilmu dan teknologi, ini mutlak tidak mungkin. Dan lagi manusia dalam perkembangan ilmu dan teknologi ini, selalu mempunyai keterikatan yang sangat kuat untuk menyelesaikan sesuatu, yang mana berlawanan arah dengan prinsip Fa alam semesta. Jadi xinxingnya tidak mungkin mencapai setinggi itu. Lebih-lebih lagi, manusia mempunyai berbagai macam tujuh qing enam nafsu, bermacam-macam keterikatan, hati bersaing, hati cemburu, hatimerasa puas, keserakahan, dan lain-lain. Seandainya tindakan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat benar-benar mencapai setinggi itu, akan pecah perang planet besar di alam semesta, benar-benar dapat terjadi peperangan besar di alam semesta. Tetapi Buddha, Tao, dan Shen tidak akan mengijinkan, mutlak tidak dapat membolehkan manusia mengacau dan mencelakakan alam semesta, Oleh sebabitu Shen mengendalikan manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi umat manusia tidak akan diijinkan mencapai tingkat setinggi itu tanpa meningkatkan moral,itu mutlak tidak mungkin terjadi.

Saya sering kali mengatakan bahwa umat manusia adalah melewati periode sejarah yang berbeda berkembang hingga hari ini. Dengan kata lain, banyak, banyak kali umat manusia telah dimusnahkan setelah mengalami bencana kapla pada masa tertentu dalam sejarah. Dan kemudian muncul lagi umat manusia baru. Perubahan kemari telah melewati siklus berbeda seperti ini. Mengapa? Komunitas xiulian telah menemukan suatu situasi seperti ini: Setiap kali umat manusia sampai pada taraf yang membahayakan atau ketika disisihkan oleh sejarah, semua adalah waktu pada saat moralitas umat manusia sudah ekstrim rusak. Beberapa orang membicarakan tentang bagaimana baiknya kebudayaan Yunani itu, kemana orang-orang itu pergi? Namun hari ini bisa ditemukan satu hal dari kebudayaan Yunani: Budaya dari kebudayaan Yunani dijamin pasti adalah peninggalan dari periode terakhir perkembangan Yunani,kita menemukan di dalamnya juga eksis homoseksual, bersamaan dengan adanya perilaku seks yang kacau, lagi pula kehidupan benar-benar mewah dan boros,korup, sangat bejat, dapat melihat bahwa kondisi umat manusia sudah sangatrusak. Mengapa ia sirna? Justru dikarenakan moralitasnya sudah tidak benar,manusia sudah tidak dapat disebut manusia bila mereka hanya mempunyai sebuah penampakan manusia saja. Mengapa hantu tidak disebut manusia? Padahal ia hanya kurang satu lapis partikel dibandingkan dengan anda. Mengapa kera dan gorila tidak dapat disebut manusia? Karena manusia tidak hanya mempunyai anggota badan dan sebuah tubuh, tetapi juga mempunyai standar moral, konsep moral. Seandainya manusia kehilangan konsep moralnya, kehilangan standar moral manusia,kehilangan patokan prilaku manusia, ia bukan lagi manusia. Oleh sebab itu,masyarakat manusia hari ini, terus terang, Saya dapat memberitahu pada anda sekalian bahwa Shen tidak lagi memandang ia sebagai manusia. Coba anda pikirkan, tidakkah manusia dalam suatu keadaan yang bahaya? Pemerintah mengijinkan, negara mengijinkan, bangsa mengijinkan, bahkan dalam alam pemikiran anda, dalam ideologi andapun menyetujuinya, tetapi ia belum tentu sesuatu yang baik. Oleh sebab itu anda melihat masyarakat sekarang, mengisap mandat, norkotik, narkoba, penyimpangan seksual, homoseksual, seks bebas, mafia dan sebagainya, muncul mengalir tanpa henti. Egois dan nafsu membuat orang saling bermusuhan tanpa ada sedikitpun pemikiran yang lurus. Berbagai macam fenomena yang merusak masyarakat manusia eksis di mana-mana, yang disebut seni modern dalam berbagai bidang usaha, rock and roll, sifat iblis yang terus terjadi di lapangan sepak bola, dll. Hal seperti ini menjelujuri di setiap aspek dari masyarakat. Kerusakan hati manusia membuat konsep-konsep menjadi terbalik, memandang baik adalah buruk, dan buruk adalah baik, konsep manusia telah terbalik. Kekerasan untuk memperoleh uang, kemahsyuran, dan kepentingan pribadi, propaganda akan filsafat pertengkaran, kepala mafia naik ke Balai Agung yang mulia. Coba anda sekalian katakan, masihkah ini manusia?

(Ceramah Fa Amerika 97)



Dunia manusia adalah dunia pada tingkat molekul.Partikel yang lebih kecil dari molekul sesungguhnya juga sebuah lingkup yang sangat luas sama dengan alam semesta yang dilihat oleh manusia.



Nutrino partikel yang lebih kecil dari atom dan quark- yang dipahami oleh IPTEK.Masih banyak lagi lebih renik -jaraknya ribuan, jutaan, milyaran kali dari asall usul alam semesta.

Sunday, May 15, 2011

Tak Setuju Serbu Majapahit, Syech Siti Jenar Dibunuh

Tak Setuju Serbu Majapahit, Syech Siti Jenar Dibunuh
Source : Posmo No. 3 - 1 April 1999

Prabu Brawijaya amat murka ketika mendapat laporan sang Patih tentang adanya
surat dari Tumenggung di Kertosono, yang memberitahukan bahwa telah terjadi
kerusakan di wilaya itu akibat ulah Sunan Bonang.
Segera ia mengutus Patih ke Kertosono, meneliti keadaan sebenarnya.

Setelah tiba, Sang Patih melaporkan semua yang telah terjadi.
Namun, ia tak bisa menemukan Sunan Bonang, karena telah mengembara tak tahu
kemana.
Berikut babak lanjutan dari Serat Darmogandhul.

Saking murkanya, Prabu Brawijaya mengharuskan semua ulama Arab yang ada di
Pulau Jawa pergi.
Hanya di Demak dan Ngampelgading saja yang diperbolehkan tinggal dan
meyebarkan agama Islam.
Apabila menolak akan dibunuh.

Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh Patihnya, karena ulama Giripura
telah tiga tahun tidak menghadap untuk menyampaikan upeti, bahkan mendirikan
kerajaan sendiri.
Sedang ulama santri Giri punya gelar yang melebihi sang Prabu.
Maka, diseranglah Giri hingga kocar-kacir.

Menyadari kekeliruannya karena tidak menghadap Majalengka, Sunan Bonang
mengajak Sunan Giri ke Demak.
Di sana, mereka menyatu dengan pasukan Adipati Demak dan mengajak menyerbu
ke Majalengka.

Kata Sunan Bonang,
" Ketahuilah, kini saatnya kehancuran kerajaan Majalengka yang telah berumur
103 tahun.
Menurut pertimbanganku, kamulah yang berhak menjadi Raja.
Rusaklah Kraton Majalengka dengan cara halus.

Jangan sampai ketahuan.
Menghadaplah ke Ayahandamu pada acara Grebeg Maulud dengan senjata perang.
Ajaklah seluruh Bupati dan para Sunan beserta bala tentaranya."

Provokasi
Adipati Demak yang memang putra Prabu Brawijaya semula tidak mau mengikuti
saran Sunan Bonang.

" Saya takut merusak negeri Majalengka.
Melawan ayah, apalagi melawan seorang raja yang telah memberikan kebahagian
dan kebaikan di dunia.
Kata Kakek saya di Ampelgading, saya tidak boleh melawan ayahanda meski
beragama Budha atau pun kafir."

Mendengan jawaban demikian, Sunan Bonang berkata,
" Meskipun melawan ayah dan raja, tidak ada jeleknya kerena dia kafir.
Merusak kafir tua kamu akan masuk surga.

Kakekmu itu santri yang iri, gundul dan bodoh tak bernalar.
Seberapakah pengetahuan santri Ngampelgading.
Anak kelahiran Campa tak mungkin menyamaiku Sayid Kramat, Sunan Bonang yang
dipujikan manusia sedunia, keturunan rasul anutan semua umat Islam.

Meski kamu dosa, toh hanya kepada satu orang.
Tetapi, semua manusia se Jawa masuk Islam.
Hal demikian, alangkah banyaknya pahala yang kau terima.

Tuhan masih cinta kepadamu.
Sesungguhnya, orang tuamu itu menyia-nyiakan dirimu.
Buktinya, kamu diberi nama Babah.

Babah itu artinya tidak baik.
Hidup hanya untuk mati.
Benih Jawa yang dibawa Putri Cina.

Maka ibumu diberikan kepada Arya Damar, Bupati Palembang, orang keturunan
raksasa.
Itu memutus cinta namanya.
Ayahmu tetap berhati tidak baik.

Karena itu, balaslah dengan halus.
Pokoknya jangan kelihatan.
Dalam hati, isaplah darahnya, kunyahlah tulangnya."

Kemudian, Sunan Giri menyambung,
" Aku tidak berdosa, dicari ayahmu didakwa mendirikan kerajaan karena aku
tidak menghadap ke Majalengka.
Katanya, bila aku tertangkap akan diikat rambutku dan disuruh memandikan
anjing.

Banyak orang Cina yang datang ke Jawa.
Di Giri banyak yang ku-Islamkan.
Sebab, menurut Qur-an, bila meng-Islamkan orang kafir, kelak mendapatkan
surga.

Kedatanganku ke sini untuk minta perlindunganmu.
Aku takut kepada patih dan ayahmu yang sangat benci kepada santri yang suka
berzikir.
Katanya, sakit ayan pagi dan sore.
Bila kamu tidak membela, rusaklah agama Islam ini."

Jawab sang Adipati Demak,
" Ayahanda memburu tuan itu betul.
Karena tuan Sunan mendirikan kraton.
Tidak menyadari bahwa hal itu harus tunduk perintah raja yang lebih
berkuasa.
Maka, sudah sewajarnya bila diburu, dihukum mati, karena Sunan tidak
meyadari makan minum di Pulau Jawa."

Namun, Sunan Bonang berkata lagi,
"Jika tidak kau rebut sekarang, kau akan rugi.
Setelah ayahmu turun, tahta itu tentu bukan untukmu melainkan diserahkan
kepada Adipati Pranaraga karena dia putra paling tua.
Atau kepada menantunya, Ki Andayanigrat di Pengging.

Kamu anak muda, tidak berhak menjadi raja.
Mati melawan kafir mati sabilillah, mati menerima surga.
Sudah biasa bagi orang Islam dalam melawan orang kafir.
Aku sudah tua, ingin menyaksikan dirimu menjadi raka, merestui kedudukanmu
sebagai raja di Jawa, memimpin rakyat Jawa, memulai agama suci, dan
menghilangkan agama Budha."

Panjang lebar nasihat Sunan Bonang agar Adipati Demak bangkit amarahnya, dan
mau merusak Majalengka.
Bahkan, diberi contoh kisah-kisah nabi yang mau melawan orang tuanya karena
kafir.

Syech Siti Jenar Dibunuh
Singkat cerita, tak lama kemudian para sunan dan bupati di pesisir utara
datang semua ke Demak.
Berkumpul untuk mendirikan masjid.
Kemudian sembahyang bersama di masjid yang beru didirikan.
Usai sembahyang pintu masjid ditutup.

Sunan Bonang berkata kepada semua yang hadir di situ, bahwa Bupati Demak
akan dinobatkan sebagai raja dan akan menggempur Majapahit.
Bila semua setuju akan segera dimulai.
Semua sunsn dan bupati setuju.

Hanya Syech Siti Jenar yang tidak.
Maka, Sunan Bonang marah dan menghukum mati Syech Siti Jenar.
Yang disuruh membunuh adalah Sunan Giri.
Setelah sepakat, Adipati Demak diangkat menjadi raja menguasai tanah Jawa
bergelar Senapai Jimbuningrat dengan patih dari atas angin bernama Patih
Mangkurat.

Esok harinya, Senopati Jimbuningrat bergegas dengan perangkat senjata perang
berangkat menuju Majapahit diiringkan para sunan dan bupati.
Berjalan berarakan seprti Grebeg Maulud.
Semua pasukan tak ada yang mengetahui tujuan itu selain para tumenggung,
para sunan dan para ulama.

Sunan Bonang dan Sunan Giri tidak ikut dengan alasan telah lanjut usia.
Keduanya hanya akan salat di dalam masjid dan merestui perjalanan.
Bagaimana cerita di perjalanan tidak dijelaskan panjang lebar.

Terjadi Peperangan
Alkisah, sepulang dari Giri sang Patih melaporkan hasil penaklukan terhadap
Giri yang dipimpin oleh orang Cina beragama Islam bernama Setyasena.
Ia membawa senjata pedang bertangkai panjang.
Pasukannya berjumlah tiga ratus yang pandai bersilat dengan kumis panjang
berkepala gundul, berpakaian serba seperti haji.

Dalam berperang mereka lincah seperti belalang.
Sementara pasukan Majapahit menembaki.
Akibatnya, pasukan Giri tampak jatuh berjumpalitan tidak mampu menerima
peluru.
Senapati Setyasena menemui ajal.

Pasukan Giri melarikan diri ke hutan dan gunung.
Sebagian juga berlayar dan lari ke Bonang dan terus diburu oleh pasukan
Majapahit.
Sunan Giri dan Sunan Bonang yang ikut dalam perahu itu dikira melarikan diri
ke Arab dan tidak kembali ke Majapahit.

Maka Sang Prabu memerintahkan patih untuk mengutus ke Demak lagi, memburu
Sunan Giri dan Sunan Bonang karena Sunan Bonang telah merusak tanah
Kertosono.
Sedangkan Sunan Giri telah memberontak, tidak mau menghadap raja, bertekat
melawan dengan perang.

Sang Patih keluar dari hadapan Raja untuk kemudian memanggil duta yang akan
dikirim ke Demak.
Tetapi, tiba-tiba datang utusan dari Bupati Pati menyerahkan surat
terkenal dengan Menak Tanjangpura ) mengabarkan bahwa Adipati Demak Babah
Patah telah menobatkan diri sebagai Raja Demak.

Sedangkan yang mendorong penobatan itu adalah Sunan Bonang dan Sunan Giri.
Para Bupati di Pesisir Utara dan semua kawan yang sudah masuk Islam
mendukung.
Raja baru itu bergelar Prabu Jimbuningrat atau Sultan Syah Alam Akbar
Khalifaturrasul Amirilmukminin Tajudil Abdulhamid Khak, atau Sultan Adi
Surya Alam di Bintoro.

Pasukannya berjumlah tiga puluh ribu lengkap dengan senjata perang, terserah
kepada Patih cara menghadap kepada raja.
Surat dari Pati itu bertanggal 3 Maulud tahun Jimakir 1303 masa kesembilan
wuku Prabangkat.
Kyai Patih sedih sekali, menggeram sambil mengatupkan giginya.

Sangat heran kepada orang Islam yang tidak menyadari kebaikan sang raja.
Selanjutnya, kyai patih melapor kapada raja untuk menyampaikan isi surat
itu.

Mendengan laporan patih, Sang Prabu sangat terkejut.
Diam membisu, lama tak berkata.
Dalam hatinya sangat heran kepada putranya dan para Sunan yang memiliki
kemauan seperti itu
Mereka diberi kedudukan akhirnya malah memberontak dan merusak Majapahit.

Sang raja tak habis pikir, alasan apa yang mendasari perbuatan mereka.
Dicarinya penalaran-penalaran tetapi tidak tercapai lahir batin.
Tidak masuk akal akan perbuatan jelek mereka itu.

Pikiran sang raja sangat gelap.
Kesedihan itu dikiaskan bagaikan hati kerbau yang habis dimakan kutu babi
hutan.

Sang Prabu juga bertanya kepada sang Patih, apa alasan Adipati Demak dan
para ulama serta bupati tega melawan Majapahit.
Patih pun menjawab tak mengerti.
Ki Patih juga heren, pemikiran orang Islam ternyata tidak baik, diberi
kebaikan membalas dengan kejahatan.

Kemudian, Sang Prabu berkata bahwa, kejadian itu akibat kesalahannya
sendiri.
Yang meremehkan agama yang telah berlaku turun-temurun dan begitu mudah
terpikat kata-kata Putri Campa, sehingga mengizinkan para ulama menyeberkan
agama Islam.
Dari kebingungan hatinya, ia menyumpahi orang-orang Islam.

" Kumohonkan kepada Dewa yang Agung, balaslah kesedihan hamba.
Orang-orang Islam kelak terbaliklah agamanya, menjelma menjadi orang-orang
kucir, karena tak tahu kebaikan.
Kuberi kebaikan membalas dengan kejahatan."

Sabda sang raja yang berada dalam kesedihan itu disaksikan oleh jagad.
Terbukti dengan adanya suara menggeletar membelah bumi.
Terkenal sampai sekarang, ulama terbaik namanya, tengkuknya dikucir putih.

Tentang kedatangan musuh, yaitu santri yang akan merebut kekuasaan, Sang
Prabu meminta pertimbangan dari Patih.
Sang Prabu kecewa, mengapa hanya untuk menguasai Majapahit harus dengan cara
peperangan.
Seumpama diminta dengan cara baik-baik pun tentu akan diberikan karena Raja
telah lanjut usia.

Patih menjawab, lebih baik menyongsong musuh dengan pasukan secukupnya saja.
Jangan sampai merusak bala pasukan.
Patih diminta memanggil Adipati Pengging dan Adipati Pranaraga karena putra
yang ada di Majapahit belum saatnya maju berperang.

Setelah memerintahkan demikian, sang prabu meloloskan diri pergi ke Bali
diikuti Sabdopalon dan Nayagenggong.
Ketika memberi perintah itu, Pasukan Demak telah mengepung istana.
Maka Sang Raja segera pergi dengan terburu-buru.




Adipati Pengging dan Ponorogo

Sang Patih diperintahkan untuk memanggil adipati Pengging dan Adipati Ponorogo, karena putranya Raden Gugur di Majapahit masih kecil, belum saatnya maju perang. Setelah memberi perintah demikian, Sang Prabu kemudian pamit hendak mengungsi ke Bali. Ia diiringkan dua abdi terkasih, Sabdapalon dan Nayagenggong.

Ketika Sang Prabu memberi perintah demikian, wadyabala Demak sudah membuat abrisan mengepung negara, maka terburu-buru perjalanannya. Wadya Demak kemudian perang dengan pasukan Majapahit. Para Sunan sendiri yang memimpin peperangan. Patih Majapahit mengamuk di tengah peperangan. Para Bupati Nayaka Majapahit delapan orang juga ikut mengamuk. Perang itu sangat ramai. Pasukan Demak tiga puluh ribu, pasukan Majapahit hanya tiga ribu. Karena Majapahit digulung musuh yang jumlahnya sekian banyak itu, prajuritnya banyak yang tewas berguguran. Hanya Patih dan Bupati Nayaka yang mengamuk semakin maju. Setiap prajurit Demak yang diterjang pasti mati tegelempang. Putra Sang Prabu bernama Raden Lembu Pangarsa mengamuk di tengah peperangan, bertanding dengan Sunan Kudus. Ketika sedang ramai-ramainya perang tanding itu, Patih Mangkurat dari Demak meluncurkan tombaknya. Putra raja terluka dan semakin hebat mengamuk. Ia menerjang bagaikan banteng terluka, tidak ada yang ditakuti.

Patih Majapahit tidak mempan senjata apapun, seperti tugu baja, tidak ada senjata yang bisa menggores tubuhnya, siapa pun yang diterjang bubar berlarian, yang menghadang terjungkal mampus. Bangkai manusia tumpang tindih. Patih diberondong (peluru) dari kejauhan. Jatuhnya peluru seperti hujan jatuh di batu watu. Sunan Ngundung menghadang kemudian memedangnya tetapi tidak mempan. Sunan Ngundung balas ditombak, tewas. Patih lalu dikerubuti prajurit Demak. Pasukan Majapahit lama-lama habis. Seberapa kuat satu orang sendirian, akhirnya Patih Majapahit gugur. Tetapi kuwedane musnah dan meninggalkan suara, “Ingat-ingat orang Islam, kalian diberi kebaikan oleh rajaku tetapi membalas kejahatan, tega merusak negara Majapahit, merebut negara melakukan pembunuhan. Kelak kubalas, kuajari kalian benar salah, kutiup kepala kalian, kucukur rambut kalian bersih-bersih.”

Setewasnya Patih Majapahit, para Sunan kemudian masuk ke istana. Tetapi Sang Prabu sudah tidak ada, yang ada hanya Ratu Mas, yaitu putri Campa, Sang Putri diajak menyingkir ke Bonang. Para prajurit Demak kemudian masuk ke istana. Mereka merampok sampai bersih. Orang kampung tidak ada yang berani melawan. Raden Gugur yang masih kecil melarikan diri. Adipati Terung kemudian masuk ke dalam istana, membakari semua buku-buku ajaran Buddha. Orang-orang di sekeliling istana bubar, beteng dan bangsal dijaga anak buah Adipati Terung. Orang Majapahit yang tidak mau takhluk kemudian mengungsi ke gunung dan hutan-hutan. Adapun yang mau takhluk, kemudian dikumpulkan dengan orang Islam, disuruh bersyahadat. Mayat para keluarga istana dan pamong praja dikumpulkan, dikubur di sebelah tenggara istana. Kuburan tadi dinamakan Bratalaya. Menurut suatu riwayat disitu juga kuburan Raden Lembu Pangrasa.

Pesantren Ampelgading
Kabupaten Terung

Sesudah tiga hari, Sultan Demak berangkat ke Ampel. Adapun yang ditugaskan menunggu di Majapahit adalah Patih Mangkurat serta Adipati Terung. Mereka diperintahkan menjaga keamanan keadaan dan segala kemungkinan yang terjadi. Sunan Kudus menjaga di Demak menjadi wakil Sang Prabu. Di Kabupaten Terung juga dijaga ulama tiga ratus, setiap malam mereka shalat hajat serta tadarus Al Qur’an. Sebagian pasukan dan para Sunan ikut Sang Prabu ke Ampelgading. Sunan Ampel sudah wafat, hanya tinggal istrinya. Istri beliau asli dari Tuban, putra Arya Teja. Setelah wafatnya Sunan Ampel, Nyai Ageng menjadi sesepuh orang Ampel. Sang Prabu Jambuningrat sesampainya di Ampel, kemudian menghaturkan sembah kepada Nyai Ageng. Para Sunan dan para Bupati berganti-ganti menghaturkan sembah kepada Nyai Ageng. Prabu Jimbuningrat berkata bahwa dirinya baru saja menyerbu majapahit, dan melaporkan hilangnya ayahanda serta Raden Gugur. Ia juga melaporkan kematian Patih Majapahit dan berkata bahwa dirinya sudah menjadi raja seluruh tanah Jawa bergelar Senapati Jimbun. Beliau meminta restu, agar langgeng bertahta dan anak keturunannya nanti jangan ada yang memotong.

Nyai Ageng Ampel mendengar perkataan Prabu Jimbun, menangis seraya merangkul Sang Prabu. Hati Nyai Ageng tersayat-sayat perih. Demikian ia berkata “Cucuku, kamu dosa tiga hal. Melawan raja dan orang tuamu, serta yang memberi kedudukan sebagai bupati. Mengapa kamu tega merusak tanpa kesalahan. Apa tidak ingat kebaikan Uwa Prabu Brawijaya? Para ulama diberi kedudukan dan sudah membuahkan rizki sebagai sumber makannya, serta diberi kemudahan dan dibebaskan menyebarkan agama? Seharusnya kamu sangat berterima kasih, tapi akhirnya malah kamu balas kejahatan, kini mati hidupnya beliau pun tidak ada yang tahu.”

Nyai Ageng kemudian menanyai Sang Prabu, katanya, “Angger ! Aku akan bertanya kepada kamu, jawablah sebenarnya, ayahandamu yang benar itu siapa? Siapa yang mengangkat kamu menjadi raja di tanah Jawa dan siapa yang mengizinkan kamu? Apa sebabnya kamu menganiaya orang tanpa dosa?”

Raden Patah kemudian menjawab, bahwa Prabu Brawijaya adalah benar-benar ayahandanya yang mengangkat dirinya menjadi raja memangku tanah Jawa dan semua bupati pesisir, dan yang mengizinkan para Sunan. Mengapa negara majapahit dirusak, karena Sang Prabu Brawijaya tidak berkenan masuk agama Islam, masih mempercayai agama kafir, Buda kawak dawuk seperti kuwuk.

Nyai Ageng mendengar jawaban Prabu Jimbun, kemudian menjerit seraya merangkul Sang Prabu, dengan berkata, “Angger! Ketahuilah, kamu itu dosa tiga hal mestinya kamu dikutuk oleh Gusti Allah. Kamu berani melawan Raja lagi pula orang tuamu sendiri, serta orang yang memberi anugrah kepada kamu. Kamu beran-beraninya mengganggu orang tanpa dosa. Adanya Islam dan kafir siapa yang menentukan, selain hanya Gusti Allah sendiri. Orang beragama itu tidak boleh dipaksa, harus keluar dari keinginan diri sendiri. Orang yang kukuh memegang agamanya sampai mati itu utama. Apabila Gusti Allah sudah mengizinkan, tidak usah disuruh, sudah pasti dengan sendirinya memeluk agama Islam. Gusti Allah bersifat rahman, tidak memerintahkan dan tidak menghalangi kepada orang beragama. Semua ini atas kehendaknya sendiri-sendiri.

Gusti Allah tidak menyiksa orang kafir yang tidak bersalah, serta tidak memberi ganjaran kepada orang Islam yang bertindak tidak benar, hanya benar dan salah yang diadili dengan keadilan. Ingat-ingatlah asal-asalmu, ibu-mu Putri Cempa menyembah Pikkong, berwujud kertas atau patung batu. Kamu tidak boleh benci kepada orang yang beragama Buddha. Matamu itu berkacalah, agar tidak blero penglihatanmu, tidak tahu yang benar dan yang salah. Katanya anaknya Sang Prabu, kok tega menelan kepada ayahanda sendiri. Bisa-bisanya sampai hati merusak tata krama. Berbeda matanya orang Jawa. Orang Jawa matanya hanya satu, maka ia menjadi tahu benar dan salah, tahu yang baik dan yang buruk, pasti hormat kepada ayah, kedua kepada raja yang memberi anugrah, ia wajib dijunjung tinggi.

Ikhlasnya hati bakti kepada ayah, tidak berbakti kepada orang kafir, karena sudah kewajiban manusia berbakti kepada orang tuanya. Kamu aku dongengi, Wong Agung Kuparman, itu beragama Islam, punya mertua kafir, mertuanya benci kepada Wong Agung karena lain agama, mertuanya selalu mencari cara agar menantunya mati. Tetapi Wong Agung selalu hormat dan sangat menjunjung tinggi kedua orang tuanya. Ia tidak memandang orang tua dari segi kekafirannya, tetapi posisinya sebagai orangtuanya. Maka Wong Agung selalu menjunjung hormat kepaa mertuanya itu. Itulah angger yang dinamakan orang berbudi baik. Tidak seperti tekadmu, ayahanda disia-siakan, mentang-mentang kafir Buddha tidak mau berganti agama. Itu bukan patokanmu. Aku akan bertanya sekarang, apakah kamu sudah memohon kepada orang tuamu, agar beliau pindah agama? Mengapa negaranya sampai kamu rusak itu bagaimana?

Prabu Jimbun berkata, bahwa ia belum memohon pindah agama, sesampainya di Majapahit langsung saja mengepung. Nyai Ageng Ampel tersenyum sinis dan berkata, “Tindakanmu itu makin salah. Para Nabi di jaman kuno, ia berani kepada orang tuanya itu karena setiap hari sudah mengajak berpindah agama, bahkan sudah ditunjukkan mukjizat kepadanya, tetapi tidak berkenan. Karena setiap hari sudah dimohon agar memeluk agama Islam, tetapi ajakan tadi tidak dipikirkan, masih melestarikan agama lama, maka kemudian dimusuhi. Jika demikian caranya, meskipun melawan orang tua, lahir batin tidak salah. Tapi orang seperti kamu? Mukjizatmu apa? Apabila benar Khalifatullah berwenang mengganti agama, coba keluarkan apa mukjizatmu, aku lihat?”

Prabu Jimbun mengakui bahwa ia tidak memiliki mukjizat apa-apa, hanya menurut perkataan buku, katanya apabila mengislamkan orang kafir besok akan mendapat ganjaran surga. Nyai Ageng Ampel tersenyum tetapi tambah amarahnya. Kata-kata saja koq dipercayai, pun bukan buku dari leluhur. Orang mengembara kok diturut perkataanya, yang mendapat celaka ya kamu sendiri. Itu pertanda ternyata masih mentah pengetahuanmu. Berani kepada orang tua, karena keinginanmu menjadi raja, kesusahannya tidak dipikir. Kamu itu bukan santri yang tahu sopan santun, hanya mengandalkan surban putih, tetapi putihnya kuntul, yang putih hanya di luar, di dalam maerah. Ketika kakekmu masih hidup, kamu pernah berkata bila akan merusak Majapahit, kakekmu melarang. Malah berpesan dengan sungguh-sungguh jangan sampai memusuhi orang tua. Sekarang kakekmu sudah wafat, wasiatnya kamu langgar. Kamu tidak takut akibatnya? Kini kamu minta izin kepadaku, untuk menjadi raja di tanah Jawa, aku tidak berwenang mengizinkan, aku rakyat kecil dan hanya perempuan, nanti buwana balik namanya. Karena kamu yang semestinya memberi izin kepadaku, karena kamu Khalifutullah di tanah Jawa, hanya kamu sendiri yang tahu, seluruh kata-katamu lidah api. Aku sudah tuwa tiwas, sedangkan jika kamu nanti tia, akan tetap menjadi tuanya seorang raja.”

Nyai Ageng Ampel

Nyai Ageng Ampel berkata lagi, “Cucu! Kamu aku ceritakan sebuah kisah, dalam Kitab Hikayat diceritakan di tanah Mesir, Kanjeng Nabi Dawud, putranya menginginkan tahta ayahandanya. Nabi Dawud sampai mengungsi dari negara, putranya kemudian menggantikannya menjadi raja. Tidak lama kemudian Nabi Dawud bisa kembali merebut negaranya. Putranya naik kuda melarikan diri kehutan, kudanya lepas tersangkut-sangkut pepohonnan, sampa iia tersangkut tergantung di pohon. Itulah yang dinamakan hukum Allah.

Ada lagi cerita Sang Prabu Dewata Cengkar, ia memburu-buru tahta ayahandanya, tetapi kemudian dikutuk oleh ayahandanya kemudian menjadi raksasa, setiap hari makan manusia. Tidak lama kemudian, ada Brahmara dari tanah seberang datang ke Jawa bernama Aji Saka. Aji Saka memamerkan ilmu sulap di tanah Jawa. Orang jawa banyak yang cinta kepada aji Saka, dan benci kepada Dewata Cengkar. Ajisaka diangkat menjadi raja, Dewata Cengkar diperangi sampai terbirit-birit, tercebur ke laut, dan berubah menjadi buaya, tidak lama kemuian mati. Ada lagi cerita di Negara Lokapala juga demikian, Sang Prabu Danaraja berani kepada ayahandanya, hukumnya masih seperti yang kuceritakan tadi, semua menemui sengsara. Apa lagi seperti kamu, memusuhi ayahanda yang tanpa tata susila, kamu pasti celaka, matimu pasti masuk neraka, yang demikian itu hukum Allah”. Sang Prabu Jimbun mendengar kemarahan eyang putrinya menjadi sangat menyesal di hati, tetapi semua sudah terjadi.

Nyai Ageng Ampel masih meneruskan gejolak amarahnya, “Kamu itu dijerumuskan oleh para ulama dan para Bupati. Tapi kamu koq mau menjalani, yang mendapat celaka hanya kamu sendiri, lagi pula kehilangan ayah, selama hidup namamu buruk, bisa menang perang tetapi musuh orang tua raja. Karena itu bertobatlah kepada Yang Maha Kuasa, kiraku tidak bakal memperoleh pengampunan. Pertama memusuhi ayah sendiri, kedua membelot kepada Raja, ketiga merusak kebaikan dan merusak negara tanpa tahu adat. Adipati Ponorogo dan Adipati Penging pasti tidak akan menerima rusaknya Majapahit, pasti ia akan membela kepada ayahnya, itu saja sudah berat tanggunganmu.”

Nyai Ageng tumpah-ruah meluapkan amarahnya kepada Prabu Jimbun. Setelah itu, Sang Prabu diperintahkan kembali ke Demak, serta diperintahkan agar mencari hilangnya ayahandanya. Apabila sudah bertemu dimohon pulang kembali ke Majapahit, dan ajaklah mampir ke Ampelgading. Akan tetapi apabil tidak berkenan, jangan dipaksa, karena jika sampai marah maka ia akan mengutuk, kutukannya pasti makbul.





Prabu Jimbun kembali ke Demak

Setelah Prabu Jimbun tiba di Demak, para pengikutnya menyambutnya dengan gembira dan berpesta ria. Para santri bermain rebana dan berdzikir, mengucap syukur dan sangat gembira atas kemenangan mereka dan kepulangan Sang Prabu Jimbun atau Raden Patah. Sunan Bonang menyambut kepulangan Sang Prabu Jimbun. Sang Raja kemudian melaporkan kepada Sunan Bonang bahwa Majapahit telah jatuh, buku-buku agama Buddha sudah dibakari semua, serta melaporkan kalau ayahandanya dan Raden Gugur lolos. Patih Majapahit tewas di tengah peperangan, Putri Cempa sudah diajak menugungsi ke Bonang. Pasukan Majapahit yang sudah takhluk kemudian disuruh masuk Islam. Suanan Bonang mendengar laporan Sang Prabu Jimbun, tersenyum sambil mengangguk-angguk. Ia mengatakan peristiwa itu cocok dengan perkiraan batinnya.

Sang Prabu melaporkan bahwa ia telah mampir ke Ampeldenta (pesantren Ampel Gading) untuk menghadap Eyang Nyai Ageng Ampel. Kepada Eyang Nyai Ageng Ampel ia mengatakan kalau baru saja dari Majapahit, serta memohon izin bertahta menjadi raja tanah Jawa. Akan tetapi di Ampel ia malah dimarahi dan diumpat-umpat. Ia dikatakan tidak tahu membalas kebaikan Sang Prabu Brawijaya. Akhirnya ia diperintahkan supaya mencari dan mohon ampun kepada ayahandanya. Semua kemarahan Nyai Ageng Ampel dilaporkan kepada Sunan Bonang.

Mendengar hal itu Sunan Bonang, dalam batin merasa (sedikit,red) menyesal dan bersalah karena khilaf akan kebaikan Prabu Brawijaya. Tetapi (karena gengsi dan sudah kepalang tanggung,red.) rasa yang demikian tadi ditutupi dengan pura-pura menyalahkan Prabu Brawijaya dan Patih, karena tidak mau pindah agama Islam. Sunan Bonang mengatakan agar perintah Nyai Ageng Ampel tidak perlu dipikirkan benar, karena pertimbangan wanita itu pasti kurang sempurna, lebih baik penghancuran Majapahit dilanjutkan.

Jika Prabu Jimbun menuruti perintah Nyai Ampeldanta, Sunan Bonang lebih baik akan pulang ke Arab. Akhirnya Prabu Jimbun berjanji kepada Sunan Bonang untuk tidak menjalani perintah Nyai Ampel.

Sunan Bonang memerintahkan kepada Sang Prabu, jika ayahandanya memaksa pulang ke Majapahit, Sang Prabu diperintahkan menghadap dan meminta ampun akan semua kesalahannya. Akan tetapi bila beliau ingin bertahta lagi, jangan di tanah Jawa, karena pasti akan mengganggu orang yang pindah agama Islam. Ia disuruh bertahta di negara lain di luar Jawa.

Sunan Giri kemudian menyambung, agar tidak menganggu pengislaman Jawa, Prabu Brawijaya dan putranya lebih baik di tenung saja. Karena membunuh orang kafir itu tidak ada dosanya. Sunan Bonang serta Prabu Jimbun sudah mengamini pendapat Sunan Giri yang demikian tadi.



(Redaksi: Kisah selanjutnya menceritakan mengenai Sunan Kalijaga yang diutus Prabu Jimbun mencari ayahnya dan membujuknya dengan cara baik-baik, mungkin dengan pertimbangan bahwa ayahnya masih memiliki kekuatan, yaitu kedua anak lainnya Adipati Ponorogo dan Adipati Penging masih berkuasa di wilayahnya masing-masing dan kalau sampai Prabu Brawijaya berhasil sampai ke Bali, maka ia dapat meminta bantuan raja Bali untuk menyerang balik. Dari sumber lain, ditemukan Sunan Kalijaga adalah seorang petapa yang sering bertapa di sekitar sungai-sungai, dan mempunyai perangai yang halus. Secara pribadi redaksi berpendapat bahwa Sunan Kalijaga adalah seorang NEGOSIATOR JUARA DUNIA!!!)

Ganti yang diceritakan, perjalanan Sunan Kalijaga dalam mencari Prabu Brawijaya, hanya diiringkan dua sahabat. Perjalanannya terlunta-lunta. Tiap desa dihampiri untuk mencari informasi. Perjalanan Sunan Kalijaga melewati pesisir timur Pulau Jawa, menurutkan bekas jalan-jalan yang dilalui Prabu Brawijaya.

Sunan Kalijaga sang negosiator ulung

Perjalanan Prabu Brawijaya sampailah di Blambangan, Kaena merasa lelah kemudian berhenti di pinggir mata air. Waktu itu pikiran Sang Prabu benar-benar gelap. Yang ada di hadapannya hanya abdi berdua, yaitu Nayagenggong dan Sabdapalon. Kedua abdi tadi tidak pernah bercanda, dan memikirkan peristiwa yang baru saja terjadi. Tidak lama kemudian Sunan Kalijaga berhasil menjumpainya. Sunan Kalijaga bersujud menyembah di kaki Sang Prabu. Sang Prabu kemudian bertanya kepada Sunan Kalijaga, “Sahid! Kamu datang ada apa? Apa perlunya mengikuti aku?”

Sunan Kalijaga berkata, “Hamba diutus putra Paduka, untuk mencari dan menghaturkan sembah sujud kepada Paduka dimanapun bertemu. Beliau memohon ampul atas kekhilafannya, sampai lancang berani merebut tahta Paduka, karena terlena oleh darah mudanya yang tidak tahu tata krama ingin menduduki tahta memerintah negeri, disembah para bupati. Sekarang putra Paduka sangat merasa bersalah. Adapun ayahanda Raja Agung yang menaikkan dan memberi derajat Adipati di Demak, tak mungkin bisa membalas kebajikan Paduka, Kini putra Paduka ingat, bahwa Paduka lolos dari istana tidak karuan dimana tinggalnya. Karena itu ptra Paduka merasa pasti akan mendapat kutukan Tuhan. Karena itulah hambah yang lemah ini diutus yntuk mencari dimana Paduka berada. Jika bertemu mohon kembali pulang ke Majapahit, tetaplah menjadi raja seperti sedia kala, memangku mahligai istana dijunjung para punggawa, menjadi pusaka dan pedoman yang dijunjung tinggi para anak cucu dan para sanak keluarga, dihormati dan dimintai restu keselamatan semua yang di bumi. Jika Paduka berkenan pulang, putra Paduka akan menyerahkan tahta Paduka Raja. Putra Paduka menyerahkan hidup dan mati. Itu pun jika Paduka berkenan. Putra Paduka hanya memohon ampunan Paduka atas kekhilafan dan memohon tetap sebagai Adipati Demak saja. Adapun apabila Paduka tidak berkenan memegang tahta lagi, Paduka inginkan beristirahat dimana, menurut kesenangan Paduka, di gunung mana Paduka ingin tinggal, putra Paduka memberi busana dan makanan untuk Paduka, tetapi memohon pusaka Kraton d tanah Jawa, diminta dengan tulus.”

Sang Prabu Brawijaya bersabda, “Aku sudah dengar kata-katamu, Sahid! Tetapi aku tidak gagas! Aku sudah muak bicara dengan santri! Mereka bicara dengan mata tujuh, lamis semua, maka blero matanya! Menunduk di muka tetapi memukul di belakang. Kata-katanya hanya manis di bibir, batinnya meraup pasir ditaburkan ke mata, agar buta mataku ini. Dulu-dulu aku beri hati, tapi balasannya seperti kenyng buntut! Apa coba salahku? Mengapa negaraku dirusak tanpa kesalahan? Tanpa adat dan tata cara manusia, mengajak perang tanpa tantangan! Apakah mereka memakai tatanan babi, lupa dengan aturan manusia yang utama!”

Setelah mendengar bersabda Sag Prabu demikian, Sunan Kalijaga meraasa sangat bersalah karena telah ikut menyerang Majapahit. Ia menarik nafas dalam dan sangat menyesal. Namun yang semua telah terjadi. Maka kemudian ia berkata lembut, “Mudah-mudahan kemarahan Paduka kepada putra Paduka, menjadi jimat yang dipegang erat, diikat dipucuk rambut, dimasukkan dalam ubun-ubun, menambahi cahaya nubuwat yang bening, untuk keselamatan putra cucu Paduka semua. Karena semua ytelah terjadi, apalagi yang dimohon lagi, kecuali hanya ampunan Paduka. Sekarang paduka hendak pergi ke mana?”

Sang Prabu Brawijaya berkata, “Sekarang aku akan ke Pulau Bali, bertemu dengan yayi Prabu Dewa Agung di Kelungkung. Aku akan beri tahu tingkah si Patah, menyia-nyiakan orang tua tanpa dosa, dan hendak kuminta menggalang para raja sekitar Jawa untuk mengambil kembali tahta Majapahit. Adipati Palembang akan kuberi tahu bahwa kedua anaknya sesampai di tanah Jawa yang aku angkat menjadi Bupati, tetapi tidak tahu aturan. Ia berani memusuhi ayah dan rajanya. Aku akan minta kerelaannya untuk aku bunuh kedua anaknya sekaligus, sebab pertama durhaka kepada ayah dan kedua kepada raja. Aku juga hendak memberitahu kepada Hongte di Cina, bahwa putrinya yang menjadi istriku punya anak laki-laki satu, tetapi tidak tahu jalan, berani durhaka kepada ayah raja. Ia juga kuminta kerelaan cucunya hendak aku bunuh, aku minta bantuan prajurit Cina untuk perang. Akan kuminta agar datang di negeri Bali. Apabila sudah siap semua prajurit, serta ingat kepada kebaikanku, dan punya belas kasih kepada orang tua ini, pasti akan datang di Bali siap dengan perlengkapan perang. Aku ajak menyerang tanah Jawa merebut istanaku. Biarlah terjadi perang besar ayah melawan anak. Aku tidak malu, karena aku tidak memulai kejahatan dan meninggalkan tata cara yang mulia.”

Sunan Kalijaga sangat prihatin. Ia berkata dalam hati, “Tidak salah dengan dugaan Nyai Ageng Ampelgading, bahwa Eyang Bungkuk masih gagah mengangkangi negara, tidak tahu diri, kulit kisut punggung wungkuk. Jika beliau dibiarkan sampai menyeberang ke Pulau Bali, pasti akan ada perang besar dan pasukan Demak pasti kalah karena dalam posisi salah, memusuhi raja dan bapa, ketiga pemberi anugerah, Sudah pasti orang jawa yang belum Islam akan membela raja tua, bersiaga mengangkat senjata. Pasti akan kalah orang Islam tertumpas dalam peperangan.”

Akhirnya Sunan Kalijaga berkata pelan, “Aduh Gusti Prabu! Apabila Paduka nanti tiba di Bali, kemudian memanggil para raja, pasti akan terjadi perang bear. Apakah tidak sayang Negeri Jawa rusak. Sudah dapat dipastikan putra Paduka yang akan celaka, kemudian Paduka bertahta kembali menjadi raja, tapi tidak lama kemudian lengser keprabon. Tahta Jawa lalu diambil oleh bukan darah keturunan Paduka. Jika terjadi demikian ibarat serigala berbut bangkai, yang berkelahi terus berkelahi hingga tewas dan semua daging dimakan serigala lainnya.”

“Ini semua kehendak Dewata Yang Maha Lebih. Aku ini raja binatara, menepati sumpah sejati, tidak memakai dua mata, hanya menepati satu kebenaran, menurut Hukum dan Undang-Undang para leluhur. Seumpamanya si Patah menganggap aku sebagai bapaknya, lalu ingin menjadi raja, diminta dengan baik-baik, istana tana Jawa ini akan kuberikan dengan baik-baik pula. Aku sudah tua renta, sudah kenyang menjadi raja, menerima menjadi pendeta bertafakur di gunung. Sedangkan si Patah meng-aniaya kepadaku. Pastilah aku tidak rela tanah Jawa dirajainya. Bagaimana pertanggungjawabanku kepada rakyatku di belakang hari nanti?”

Mendengar kemarahan Sang Prabu yang tak tertahankan lagi, Sunan Kalijaga merasa tidak bisa meredakan lagi, maka kemudian beliau menyembah kaki Sang Prabu sambil menyerahkan kerisnya dengan berkata, apabila Sang Prabu tidak bersedia mengikuti sarannya, maka ia mohon agar dibunuh saja, karena akan malu mengetahui peristiwa yang menjijikkan itu.

Sang Prabu melihat tingkah Sunan Kalijaga yang demikian tadi, hatinya tersentuh juga. Sampai lama beliau tidak berkata selalu mengambil nafas dalam-dalam dengan meneteskan air mata. Berat sabdanya, “Sahid! Duduklah dahulu. Kupikirkan baik-baik, kupertimbangkan saranmu, benar dan salahnya, baik dan buruknya, karena aku khawatir apabila kata-katamu itu bohong saja. Ketahuilah Sahid! Seumpama aku pulang ke Majapahit, si patah menghadap kepadaku, bencinya tidak bisa sembuh karena punya ayah Buda kawak kafir kufur. Lain hari lupa, aku kemudian ditangkap dikebiri, disuruh menunggu pintu belakang. Pagi sore dibokongi sembahyang, apabila tidak tahu kemudian dicuci di kolam digosok dengan ilalang kering.”

Sang Prabu mengeluh kepada Sunan Kalijaga, “Coba pikirkanlah, Sahid! Alangkah sedih hatiku, orang sudah tua-renta, lemah tidak berdaya koq akan direndam dalam air.” Sunan Kalijaga memendam senyum (kemenangan,red ) dan berkata, “Mustahil jika demikian, besok hamba yang tanggung, hamba yakin tidak akan tega putra Paduka memperlakukan sia-sia kepada Paduka. Akan halnya masalah agama hanya terserah sekehendak Paduka, namun lebih baik jika Paduka berkenan berganti syariat rasul, dan mengucapkan asma Allah. Akan tetapi jika Paduka tidak berkenan itu tidak masalah. Toh hanya soal agama. Pedoman orang Islam itu syahadat, meskipun salat dingklak-dingkluk jika belum paham syahadat itu juga tetap kafir namanya.”

PERDEBATAN TEOLOGIS PRABU BRAWIJAYA

Sang Prabu berkata, “Syahadat itu seperti apa, aku koq belum tahu, coba ucapkan biar aku dengarkan “ Sunan Kalijaga kemudian mengucapkan syahadat, asyhadu ala ilaha ilallah, wa asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, artinya aku bersaksi, tiada Tuhan selain Allah, dan bersaksi bahwa Kanjeng Nabi Muhammad itu utusan Allah. “

Sunan Kalijaga berkata kepada Sang Prabu, “Manusia yang menyembah kepada angan-angan saja tapi tidak tahu sifat-Nya maka ia tetap kafir, dan manusia yang menyembah kepada sesuatu yang kelihatan mata, itu menyembah berhala namanya, maka manusia itu perlu mengerti secara lahir dan batin. Manusia mengucap itu harus paham kepada apa yang diucapkan. Adapun maksud Nabi Muhammad Rasulullah adalah itu Muhammad itu makam kuburan. Jadi badan manusia itu tempatnya sekalian rasa yang memuji badan sendiri, tidak memuji Muhammad di Arab. Badan manusia itu bayangan Dzat Tuhan. Badan jasmani manusia adalah letak rasa. Rasul adalah rasa kang nusuli. Rasa termasuk lesan, rasul naik ke surga, lullah, luluh menjadi lembut. Disebut Rasulullah itu rasa ala ganda salah. Diringkas menjadi satu Muhammad Rasulullah. Yang pertama pengetahuan badan, kedua tahu makanan. Kewajiban manusia menghayati rasa, rasa dan makanan menjadi sebutan Muhammad Rasulullah, maka sembahyang yang berbunyi ushali itu artinya memahami asalnya. Ada pun raga manusia itu asalnya dari ruh idhafi, ruh Muhamad Rasul, artinya Rasul rasa, keluarnya rasa hidup, keluar dari badan yang terbuka, karena asyhadu alla, jika tidak mengetahui artinya syahadat, tidak tahu rukun Islam maka tidak akan mengerti awal kejadian.”

Sunan Kalijaga berkata banyak-banyak sampai Prabu Brawijaya berkenan pindah Islam, setelah itu minta potong rambut kepada Sunan Kalijaga, akan tetapi rambutnya tidak mempan digunting. Sunan Kalijaga lantas berkata, Sang Prabu dimohon Islam lahir batin, karena apabil hanya lahir saja, rambutnya tidak mempan digunting. Sang Prabu kemudian berkata kalau sudah lahir batin, maka rambutnya bisa dipotong.
__________________



Perdebatan dengan Sabdapalon dan Nayageggong
Sang Prabu setelah potong rambut kemudian berkata kepada Sabdapalon dan Nayagenggong, “Kamu berdua kuberitahu mulai hari ini aku meninggalkan agama Buddha dan memeluk agama Islam. Aku sudah menyebut nama Allah yang sejati. Kalau kalian mau, kalian berdua kuajak pindah agama rasul dan meninggalkan agama Buddha.”

Sabdapalon berkata dengan sedih (shock berat), “Hamba ini Ratu Dang Hyang yang menjaga tanah Jawa, Siapa yang bertahta menjadi asuhan hamba. Mulai dari leluhur Paduka dahulu, Sang Wiku Manumanasa, Sakutrem dan Bambang Sakri, turun-temurun sampai sekarang. Hamba mengasuh penurun raja-raja Jawa. Hamba jika ingin tidur sampai 200 tahun. Selama hamba tidur selalu ada peperangan saudara musuh saudara, yang nakal membunuh manusia bangsanya sendiri. Sampai sekarang umur hamba sudah 2000 lebih 3 tahun dalam mengasuh raja-raja Jawa, tidak ada yang berubah agamanya, sejak pertama menempati agama Buddha, Baru Paduka yang berani meninggalkan pedoman luhur Jawa. Jawa artinya tahu. Mau menerima berarti Jawan. Kalau hanya ikut-ikutan, akan membuat celaka muksa Paduka kelak,” Kata Wikutama yang kemudian disambut halilintar bersahutan.

(Redaksi: Menurut ajaran Buddha mengenal adanya reinkarnasi, jadi Sabdapalon ini telah berkali-kali bereinkarnasi dan selalu menjadi seorang patih di tanah Jawa. Bandingkan dengan reinkarnasi dari para Lama di Tibet)

Prabu Brawijaya disindir oleh Dewata, karena mau masuk agama Islam, yaitu dengan perwujudan keadaan di dunia ditambah tiga hal: (1) rumput Jawan, (2) padi Randanunut, dan (3) padi Mriyi.

Sang Prabu bertanya, “Bagaimana niatanmu, mau apa tidak meninggalkan agama Buddha masuk agama Rasul, lalu menyebut Nabi Muhammad Rasullalah dan nama Allah Yang Sejati?”

Sabdopalon berkata dengan sedih (putus asa), “Paduka masuklah sendiri. Hamba tidak tega melihat watak sia-sia, seperti manusia Arab itu. Menginjak-injak hukum, menginjak-injak tatanan. Jika hamba pindah agama, pasti akan celaka muksa hamba kelak. Yang mengatakan mulia itu kan orang Arab dan orang Islam semua, memuji diri sendiri. Kalau hamba mengatakan kurang ajar, memuji kebaikan tetangga mencelakai diri sendiri. Hamba suka agama lama menyebut Dewa Yang Maha Lebih. Dunia itu tubuh Dewata yang bersifat budi dan hawa, sudah menjadi kewajiban manusia itu menurut budi kehendaknya, menjadi tuntas dan tidak mengecewakan, jika menyebut Nabi Muhammad Rasulullah, artinya Muhammad itu makaman kubur, kubur rasa yang salah, hanya men-Tuhan-kan badan jasmani, hanya mementingkan rasa enak, tidak ingat karma dibelakang. Maka nama Muhammad adalah tempat kuburan sekalian rasa. Ruh idafi artinya tubuh, jika sudah rusak kembali kepada asalnya lagi. Prabu Brawijaya nanti akan pulang kemana. Adam itu sama dengan Hyang Ibrahm, arthinya kebrahen ketika hidupnya, tidak mendapatkan rasa yang benar. Tetapi bangunnya rasa yang berwujud badan dinamai Muhammadun, tempat kurubran rasa. Jasa budi menjadi sifat manusia. Jika diambil Yang Maha Kuasa, tubuh Paduka sifatnya jadi dengan sendirinya. Orang tua tidak membuat, maka dinamai anak, karena adanya dengan sendirinya, jadinya atas suatu yang ghaib, atas kehendak Lata wal Hujwa, yang meliputi wujud, wujudi sendiri, rusak-rusaknya sendiri, jika diambil oleh Yang Maha Kuasa, hanya tinggal rasa dan amal yang Paduka bawa ke mana saja. Jika nista menjadi setan yang menjaga suatu tempat. Hanya menunggui daging basi yang sudah luluh menjadi tanah. Demikian tadi tidak ada perlunya. Demikian itu karena kurang budi dan pengetahuannya. Ketika hidupnya belum makan buah pohon pengetahuan dan buah pohon budi. Pilih mati menjadi setan, menunggu batu mengharap-harap manusia mengirim sajian dan selamatan. Kelak meninggalkan mujizat Rahmat memberi kutukan kiamat kepada anak cucunya yang tinggal. Manusia mati tidak dalam aturan raja yang sifatnya lahiriah. Sukma pisah dengan budi, jika tekadnya baik akan menerima kemuliaan. Akan tetapi jika tekadnya buruk akan menerima siksaan. Coba Paduka pikir kata hamba itu!”

Prabu berkata “Kembali kepada asalnya, asal Nur bali kepada Nur”.

Sabdapalon bertutur “Itu pengetahuan manusia yang bingung, hidupnya merugi, tidak punya pengetahuan ingat, belum menghayati buah pengetahuan dan budi, asal satu mendapat satu. Itu bukan mati yang utama. Mati yang utama itu sewu satus telung puluh. Artinya satus itu putus, telu itu tilas, puluh itu pulih, wujud kembali, wujudnya rusak, tetapi yang rusak hanya yang berasal dari ruh idhafi lapisan, bulan surup pasti dari mana asalnya mulai menjadi manusia. Surup artinya sumurup purwa madya wasana, menepati kedudukan manusia.”

Sang Prabu menjawab, “Ciptaku menempel pada orang yang lebih.”

Sabdopalon berkata, “Itu manusia tersesat,seperti kemladeyan menempel di pepohonan besar, tidak punya kemuliaan sendiri hanya numpang. Itu bukan mati yang utama. Tapi matinya manusia nista, sukanya hanya menempel, ikut-ikutan, tidak memiliki sendiri, jika diusir kemudian gentayangan menjadi kuntilanak, kemudian menempel kepada awal mulanya lagi.”

Sang Prabu berkata lagi, “Aku akan kembali kepada yang suwung, kekosongan, ketika aku melum mewujud apa-apa, demikianlah tujuan kematianku kelak.”

“Itu matinya manusia tidak berguna, tidak punya iman dan ilmu, ketika hidupnya seperti hewan, hanya makan, minum, dan tidur. Demikian itu hanya bisa gemuk kaya daging. Penting minum dan kencing saja, hilang makna hidup dalam mati.”

Sang Prabu, “Aku menunggui tempat kubur, apabila sudah hancur luluh menjadi debu.”

Sabdopalon menyambung, “Itulah matinya manusia bodoh, menjadi setan kuburan, menunggui daging di kuburan, daging yang sudah luluh menjadi tanah, tidak mengerti berganti ruh idhafi baru. Itulah manusia bodoh, ketahuliah. Terima kasih!”

Sang Prabu berkata, “Aku akan muksa dengan ragaku.”

Sabdopalon tersenyum, “Kalau orang Islam terang tidak bisa muksa, tidak mampu meringkas makan badannya, gemuk kebanyakan daging. Manusia mati muksa itu celaka, karena mati tetapi tidak meninggalkan jasad. Tidak bersyahadat, tidak mati dan tidak hidup, tidak bisa menjadi ruh idhafi baru, hanya menjadi gunungan demit.”

Sang Prabu, “Aku tidak punya kehendak apa-apa, tidak bisa memilih, terserah Yang Maha Kuasa.”

Sabdopalon, “Paduka meninggalkan sifat tidak merasa sebagai titah yang terpuji, meninggalkan kewajiban sebagai manusia. Manusia diwenangkan untuk menolak atau memilih. Jika sudah menerima akan mati, sudah tidak perlu mencari ilmu kemuliaan mati.”

Sang Prabu, “Keinginanku kembali ke akhirat, masuk surga menghadap Yang Maha Kuasa.”

Sabdopalon berkata, “Akhirat, surga, sudah Paduka kemana-mana, dunia manusia itu sudah menguasai alam kecil dalam bear. Paduka akan pergi ke akhirat mana? Apa tidak tersesat? Padahal akhirat itu artinya melarat, dimana-mana ada akhirat. Bila mau hamba ingatkan, jangan sampai Paduka mendapat kemelaratan seperti dalam pengadilan negara. Jika salah menjawabnya tentu dihukum, ditangkap, dipaksa kerja berat dan tanpa menerima upah. Masuk akhirat Nusa Srenggi. Nusa artinya anusia sreng artinya berat sekali, enggi artinya kerja.

Jadi maknanya manusia dipaksa bekerja untuk Ratu Nusa Srenggi. Apa tidak celaka, manusia hidup di dunia demikian tadi, sekeluarganya hanya mendapat beras sekojong tanpa daging, sambal, sayur. Itu perumpamaan akhirat yang kelihatan nyata. Jika akhirat manusia mati malah lebih dari itu, Paduka jangan sampai pulang ke akhirat, jangan sampai masuk ke surga, malah tersesat, banyak binatang yang mengganggu, semua tidur berselimut tanah, hidupnya berkerja dengan paksaan, tidak salah dipaksa.

Paduka jangan sampai menghadap Gusti Allah, karena Gusti Allah itu tidak berwujud tidak berbentuk. Wujudnya hanya asma, meliputi dunia dan akhirat, Paduka belum kenal, kenalnya hanya seperti kenalnya cahaya bintang dan rembulan. Bertemunya cahaya menyala menjadi satu, tidak pisah tidak kumpul, jauhnya tanpa batasan, dekat tidak bertemu. Saya tidak tahan dekat apalagi Paduka, Kanjenga Nabi Musa toh tidak tahan melihat Gusti Allah. Maka Allah tidak kelihatan, hanya Dzatnya yang meliputi semua makhluk. Paduka bibit ruhani, bukan jenis malaikat. Manusia raganya berasal dari nutfah, menghadap Hyang Lata wal Hujwa. Jika sudah lama, minta yang baru, tidak bolak-balik. Itulah mati hidup. Orang yang hidup adalah jika nafasnya masih berjalan, hidup yang langgeng, tidak berubah tidak bergeser, yang mati hanya raganya, tidak merasakan kenikmatan, maka bagi manusia Buda, jika raganya sudah tua, sukmanya pun keluar minta ganti yang baik, melebihi yang sudah tua.Nutfah jangan sampai berubah dari dunianya. Dunia manusia itu langgeng, tidak berubah-ubah, yang berubah itu tempat rasa dan raga yang berasal dari ruh idhafi.
Prabu Brawijaya itu tidak muda tidak tua, tetapi langgeng berada di tengah dunianya, berjalan tidak berubah dari tempatnya di gua hasrat cipta yang hening. Bawalah bekalmu, bekal untuk makan raga. Apapun milik kita akan hilang, berkumpul dan berpisah. Denyut jantung sebelah kiri adalah rasa, cipta letaknya di langit-langit mulut. Itu akhir pengetahuan. Pengetahuan manusia beragama Buda. Ruh berjalan lewat langit-langit mulut, berhenti di kerongkongan, keluar lewat kemaluan, hanyut dalam lautan rahmat, kemudian masuk ke gua garbha perempuan. Itulah jatuhnya nikmat di bumi rahmat. Di situ budi membuat istana baitullah yang mulia, terjadi lewat sabda kun fayakun. Di tengah rahim ibu itu takdir manusia ditentukan, rizkinya digariskan, umurnya juga dipastikan, tidak bisa dirubah, seperti tertulis dalam Lauh Mahfudz. Keberuntungan dan kematiannya tergantung pada nalar dan pengetahuan, yang kurang ikhtiarnya akan kurang beruntung pula.

Awal mula Kiblat empat
Awal mula kiblat empat, yaitu timur (Wetan) barat (Kulon) selatan(Kidul) dan utara (Lor) adalah demikian. Wetan artinya wiwitan asal manusia mewujud; kulon artinya bapa kelonan; kidul artinya wstri didudul di tengah perutnya; lor artinya lahirnya jabang bayi. Tanggal pertama purnama, tarik sekali tenunan sudah selesai. Artinya pur: jumbuh, na: ana wujud; ma: madep kepada wujud. Jumbuh itu artinya lengkap, serba ada, menguasai alam besar kecil, tanggal manusia, lahir dari ibunya, bersama dengan saudaranya kakang mbarep (kakak tertua) adi ragil (adik terkecil). Kakang mbarep itu kawah, adi itu ari-ari. Saudara ghaib yang lahir bersamaan, menjaga hidupnya selama matahari tetap terbit di dunia, berupa cahaya, isinya ingat semuanya. Siang malam jangan khawatir kepada semua rupa, yang ingat semuanya, surup, dan tanggalnya pun sudah jelas, waktu dulu, sekarang atau besok, itu pengetahuan manusia Jawa yang beragama Buddha.
Raga itu diibaratkan perahu, sedangkan sukma adalah orang yang ada di atas perahu tadi, yang menunjukkan tujuannya. Jika perahunya berjalan salah arah, akhirnya perahu pecah, manusia rebah. Maka harus bertujua, senyampang perahu masih berjalan, jika tidak bertujuan hidupnya, dan matinya tidak akan bisa sampai tujuan, menepati kemanusiaannya. Jika perahu rusak maka akan pisah dengan orangnya. Artinya sukma juga pisah dengan budi, itu namanya syahadat, pisahnya kawula dengan Gusti. Sah artinya pisah dengan Dzat Tuhan, jika sudah pisah raga dan sukma, budi kemudian berganti baitullah, nafas memuji kepada Gusti.
Jika pisah sukma dan budi, maka manusia harus yang waspada, ingatlah asal-usul manusia, dan wajib meminta kepada Tuhan baitullah yang baru, yang lebih baik dari yang lama. Raga manusia itu namanya baitullah itu perahu buatan Allah, terjadi dari sabda kun fayakun. Jika perahu manusia Jawa bisa berganti baitullah lagi yang lebih baik, perahu orang Islam hidupnya tinggal rasa, perahunya sudah hancur. Jika suksma itu mati di alam dunia kosong, tidak ada manusia. Manusia hidup di dunia dari muda sampai tua. Meskupun suksma manusia, tetapi jika tekadnya melenceng, matinya tersesat menjadi kuwuk, meskupun sukmanya hewan, tetapi bisa menjelma menjadi manusia.
Ketika Batara Wisnu bertahta di Medang Kasapta, binatang hutan dan makhluk halus dicipta menjadi manusia, menjadi rakyat Sang Raja. Ketika Eyang Paduka Prabu Palasara bertahta di Gajahoya, binatang hutan dan makhluk halus juga dicipta menjadi manusia. Maka bau manusia satu dan yang lainnya berbeda-beda, baunya seperti ketika masih menjadi hewan. Serat Tapak Hyang menyebut Sastrajendra Hayuningrat, terjadi dari sabda kun, dan menyebut jituok artinya hanya puji tok.
Dewa yang membuat cahaya bersinar meliputi badan. Cahya artinya incengan aneng cengelmu. Jiling itu puji eling kepada Gusti. Punuk artinya panakna. Timbangan artinya salang. Pundak itu panduk, hidup di dunia mencari pengetahuan dengan buah kuldi, jika beroleh buah kuldi banyak, beruntungnya kaya daging, apabila beroleh buah pengetahuan banyak, bisa untuk bekal hidup, hidup langgeng yang tidak bisa mati. Tepak artinya tepa-tapa-nira, Walikat, walikaning urip. Ula-ula, ulatana, laleren gegermu kang nggligir. Sungsum artinya sungsungen. Labung, waktu Dewa menyambung umur, alam manusia itu sampungan, ingat hidup mati.
Lempeng kiwa tengen artinya tekad yang lahir batin, purwa benar dan salah, baik dan buruk. Mata artinya lihatlah batin satu, yang lurus kiblatmu, keblat utara benar satu. Tengen artinya tengenen kang terang, di dunia hanya sekedar memakai raga, tidak membuat tidak memakai. Kiwa artinya, raga iki isi hawa kekajengan, tidak wenang mengukuhi mati. Demikian itu bunyi serat tadi. Jika Paduka mencela, siapa yang membuat raga? Siapa yang memberi nama? Hanya Lata wal Hujwa, jika Paduka mencaci, Paduka tetap kafir, cela mati Paduka, tidak percaya kepada takdirGusti, dan murtad kepada leluhur Jawa semua, menempel pada besi, kayu batu, menjadi iblis menunggu tanah. Jika Paduka tidak bisa membaca sasmita yang ada di badan manusia, mati Paduka tersesat seperti kuwuk. Adapun jika bisa membaca sasmita yang ada pada raga tadi, dari manusia menjadi manusia. Disebut dalam Serat Anbiya, Kanjeng Nabi Musa waktu dahulu manusia yang mati di kubur, kemudian bangun lagi, hidupnya ganti ruh baru, ganti tempat baru.

Tuhan yang Sejati
Jika Paduka memeluk agama Islam, manusia Jawa tentu kemudian Islam semua. Badan halus hamba sudah tercakup dan manunggal menjadi tunggal, lahir batin, jadi tinggal kehendak hamba saja. Adam atau wujud bisa sama, jika saya ingin mewujud, itulah wujud hamba, kehendak Adam, bisa hilang seketika. Bisa mewujud dan bisa menghilang seketika. Raga hamba itu sifat Dewa, badan hamba seluruhnya punya nama sendiri-sendiri. Coba Paduka tunjuk, badan Sabdapalon. Semua sudah jelas, jelas sampai tidak kelihatan Sabdopalon, tinggal asma meliputi badan, tidak muda tidak tua, tidak mati tidak hidup. Hidupnya meliputi dalam matinya. Adapun matinya meliputi dalam hidupnya, langgeng selamanya.”

Sang Prabu bertanya, “Di mana Tuhan yang Sejati?”
Sabdopalon berkata, “ Tidak jauh tidak dekat, Paduka bayangannya. Paduka wujud sifat suksma. Sejati tunggal budi, hawa, dan badan. Tiga-tiganya itu satu, tidak terpisah, tetapi juga tidak berkumpul. Paduka itu raja mulia tenti tidak akan khilaf kepada kata-kata hamba ini.”

“Apa kamu tidak mau masuk agama Islam?” tanya Prabu
Sabdopalon berkata dengan sedih, “Ikut agama lama, kepada agama baru tidak! Kenapa Paduka berganti agama tidak bertanya hamba? Apakah Paduka lupa nama hamba, Sabdapalon? Sabda artinya kata-kata, Palon kayu pengancing kandang. Naya artinya pandangan, Genggong artinya langgeng tidak berubah. Jadi bicara hamba itu, bisa untuk pedoman orang tanah Jawa, langgeng selamanya.”

“Bagaimana ini, aku sudah terlanjur masuk agama Islam, sudah disaksikan Sahid, aku tidak boleh kembali kepada agama Buda lagi, aku malu apabila ditertawakan bumi langit.”

“Iya sudah, silahkan Paduka jalani sendiri, hamba tidak ikut-ikutan.”

Sunan Kalijaga kemudian berkata kepada Sang Prabu, yang isinya jangan memikirkan yang tidak-tidak, karena agama Islam itu sangat mulia. Ia akan menciptakan air yang di sumber sebagai bukti, lihat bagaimana baunya. Jika air tadi bisa berbau wangi, itu pertanda bahwa Sang Prabu sudah mantap kepada agama Rasul, tetapi apabila baunya tidak wangi, itu pertanda jika Sang Prabu masih berpikir Buda.
Sunan Kalijaga kemudian mengheningkan cipta. Seketika air sumber menjadi berbau wangi. Sunan Kalijaga berkata kepada Sang Prabu, seperti yang sudah dikatakan, bahwa Sang Prabu nyata sudah mantap kepada agama Rasul, karena air sumber baunya wangi.
Sabdopalon berkata kepada Sang Prabu, “Itu kesaktian apa? Kesaktian kencing hampa kemarin sore dipamerkan kepada hamba. Seperti anak-anak, jika hamba melawan kencing hamba sendiri. Paduka dijerumuskan, hendak menjadi jawan, suka menurut ikut-ikutan, tanpa guna hamba asuh. Hamba wirang kepada bumi langit, malu mengasuh manusia tolol, hamba hendak mencari asuhan yang satu mata. Hamba menyesal telah mengasuh Paduka. Jika hamba mau mengeluarkan kesaktian, air kencing hamba, kentut sekali saja, sudah wangi, Jika paduka tidak percaya, yang disebut pedoman Jawa, yang bernama Manik Maya itu hamba, yang membuat kawah air panas di atas Gunung Mahameru itu semua hamba, Adikku Batara Guru hanya mengizinkan saja. Pada waktu dahulu tanah Jawa gonjang-ganjing, besarnya api di bawah tanah. Gunung-gunung hamba kentuti. Puncaknya pun kemudian berlubang, apinya banyak yang keluar, maka tanah Jawa keudian tidak bergoyang, maka gunung-gunung tinggi puncaknya, keluar apinya serta ada kawahnya, berisi air panas dan air tawar. Itu hamba yang membuat. Semua tadi atas kehendak Lata wal Hujwa, yang membuat bumi dan langit. Apa cacadnya agama Buda, manusia bisa memohon sendiri kepada Yang Maha Kuasa. Sungguh jika sudah berganti agama Islam, meninggalkan agama Buda, keturunan Paduka akan celaka, Jawa tinggal Jawan, artinya hilang, suka ikut bangsa lain. Besok tentu diperintah oleh orang Jawa yang mengerti.
Coba Paduka saksikan, bulan depan bulan tidak kelihatan, biji mati tidak tumbuh, ditolak oleh Dewa. Walaupun tumbuh kecil saja, hanya untuk makanan burung, padi seperti kerikil, karena paduka yang salah, suka menyembah batu. Paduka saksikan besok tanah Jawa berubah udaranya, tambah panas jarang hujan. Berkurang hasil bumi, banyak manusia suka menipu. Berani bertindak nista dan suka bersumpah, hujan salah musim, membuat bingung para petani. Sejak hari ini hujan sudah berkurang, sebagai hukuman banyak manusia berganti agama. Besok apabila sudah bertaubat, ingat kepada agama Buda lagi, dan kembali mau makan buah pengetahuan, Dewa kemudian memaafkan, hujan kembali seperti jaman Buda.”
__________________





Tuhan yang Sejati
Jika Paduka memeluk agama Islam, manusia Jawa tentu kemudian Islam semua. Badan halus hamba sudah tercakup dan manunggal menjadi tunggal, lahir batin, jadi tinggal kehendak hamba saja. Adam atau wujud bisa sama, jika saya ingin mewujud, itulah wujud hamba, kehendak Adam, bisa hilang seketika. Bisa mewujud dan bisa menghilang seketika. Raga hamba itu sifat Dewa, badan hamba seluruhnya punya nama sendiri-sendiri. Coba Paduka tunjuk, badan Sabdapalon. Semua sudah jelas, jelas sampai tidak kelihatan Sabdopalon, tinggal asma meliputi badan, tidak muda tidak tua, tidak mati tidak hidup. Hidupnya meliputi dalam matinya. Adapun matinya meliputi dalam hidupnya, langgeng selamanya.”

Sang Prabu bertanya, “Di mana Tuhan yang Sejati?”
Sabdopalon berkata, “ Tidak jauh tidak dekat, Paduka bayangannya. Paduka wujud sifat suksma. Sejati tunggal budi, hawa, dan badan. Tiga-tiganya itu satu, tidak terpisah, tetapi juga tidak berkumpul. Paduka itu raja mulia tenti tidak akan khilaf kepada kata-kata hamba ini.”

“Apa kamu tidak mau masuk agama Islam?” tanya Prabu
Sabdopalon berkata dengan sedih, “Ikut agama lama, kepada agama baru tidak! Kenapa Paduka berganti agama tidak bertanya hamba? Apakah Paduka lupa nama hamba, Sabdapalon? Sabda artinya kata-kata, Palon kayu pengancing kandang. Naya artinya pandangan, Genggong artinya langgeng tidak berubah. Jadi bicara hamba itu, bisa untuk pedoman orang tanah Jawa, langgeng selamanya.”

“Bagaimana ini, aku sudah terlanjur masuk agama Islam, sudah disaksikan Sahid, aku tidak boleh kembali kepada agama Buddha lagi, aku malu apabila ditertawakan bumi langit.”

“Iya sudah, silahkan Paduka jalani sendiri, hamba tidak ikut-ikutan.”

Sunan Kalijaga kemudian berkata kepada Sang Prabu, yang isinya jangan memikirkan yang tidak-tidak, karena agama Islam itu sangat mulia. Ia akan menciptakan air yang di sumber sebagai bukti, lihat bagaimana baunya. Jika air tadi bisa berbau wangi, itu pertanda bahwa Sang Prabu sudah mantap kepada agama Rasul, tetapi apabila baunya tidak wangi, itu pertanda jika Sang Prabu masih berpikir Buddha.
Sunan Kalijaga kemudian mengheningkan cipta. Seketika air sumber menjadi berbau wangi. Sunan Kalijaga berkata kepada Sang Prabu, seperti yang sudah dikatakan, bahwa Sang Prabu nyata sudah mantap kepada agama Rasul, karena air sumber baunya wangi.
Sabdopalon berkata kepada Sang Prabu, “Itu kesaktian apa? Kesaktian kencing hampa kemarin sore dipamerkan kepada hamba. Seperti anak-anak, jika hamba melawan kencing hamba sendiri. Paduka dijerumuskan, hendak menjadi jawan, suka menurut ikut-ikutan, tanpa guna hamba asuh. Hamba wirang kepada bumi langit, malu mengasuh manusia tolol, hamba hendak mencari asuhan yang satu mata. Hamba menyesal telah mengasuh Paduka. Jika hamba mau mengeluarkan kesaktian, air kencing hamba, kentut sekali saja, sudah wangi, Jika paduka tidak percaya, yang disebut pedoman Jawa, yang bernama Manik Maya itu hamba, yang membuat kawah air panas di atas Gunung Mahameru itu semua hamba, Adikku Batara Guru hanya mengizinkan saja. Pada waktu dahulu tanah Jawa gonjang-ganjing, besarnya api di bawah tanah. Gunung-gunung hamba kentuti. Puncaknya pun kemudian berlubang, apinya banyak yang keluar, maka tanah Jawa keudian tidak bergoyang, maka gunung-gunung tinggi puncaknya, keluar apinya serta ada kawahnya, berisi air panas dan air tawar. Itu hamba yang membuat. Semua tadi atas kehendak Lata wal Hujwa, yang membuat bumi dan langit. Apa cacadnya agama Buddha, manusia bisa memohon sendiri kepada Yang Maha Kuasa. Sungguh jika sudah berganti agama Islam, meninggalkan agama Buddha, keturunan Paduka akan celaka, Jawa tinggal Jawan, artinya hilang, suka ikut bangsa lain. Besok tentu diperintah oleh orang Jawa yang mengerti.
Coba Paduka saksikan, bulan depan bulan tidak kelihatan, biji mati tidak tumbuh, ditolak oleh Dewa. Walaupun tumbuh kecil saja, hanya untuk makanan burung, padi seperti kerikil, karena paduka yang salah, suka menyembah batu. Paduka saksikan besok tanah Jawa berubah udaranya, tambah panas jarang hujan. Berkurang hasil bumi, banyak manusia suka menipu. Berani bertindak nista dan suka bersumpah, hujan salah musim, membuat bingung para petani. Sejak hari ini hujan sudah berkurang, sebagai hukuman banyak manusia berganti agama. Besok apabila sudah bertaubat, ingat kepada agama Buddha lagi, dan kembali mau makan buah pengetahuan, Dewa kemudian memaafkan, hujan kembali seperti jaman Buddha.”
Sang Prabu mendengar kata-kata Sabdapalon dalam batin merasa sangat menyesal karena telah memeluk agama Islam dan meninggalkan agama Buddha, Lama beliau tidak berkata. Kemudian ia menjelaskan bahwa masuknya agama Islam itu karena terpikat kata putri Cempa, yang mengatakan bahwa orang agama Islam itu kelak apabila mati, masuk surga yang melebihi surganya orang kafir.

Sabdapalon berkata sambil meludah, “Sejak jaman kuno, bila laki-laki menurut perempuan, pasti sengsara, karena perempuan itu utamanya untuk wadah, tidak berwewenang memulai kehendak.” Sabdapalon banyak-banyak mencaci Sang Prabu.

“Kamu cela sudah tanpa guna, karena sudah terlanjur, sekarang hanya kamu kutanya, masihkah tetapkah tekadmu? Aku masuk agama Islam, sudah disaksikan oleh si Sahid, sudah tidak bisa kembali kepada Buddha lagi.”

Sabdapalon berkata bahwa dirinya akan memisahkan diri dengan beliau. Ketika ditanya perginya akan ke mana? Ia menjawab tidak pergi, tetapi tidak berada di situ, hanya menepati yang namanya Semar, artinya meliputi sekalian wujud, anglela kalingan padang.

Sang Prabu bersumpah, besok apabila ada orang Jawa tua, berpengetahuan, yaitulah yang akan diasuh Sabdapalon. Orang Jawa akan diajari tahu benar salah. Sang Prabu hendak merangkul Sabdapalon dan Nayagenggong, tetapi kedua orang tersebut musnah. (=tiba-tiba menghilang; red: bandingkan pencapaian kedua orang ini dengan kisah para arahat pada jaman Sakyamuni Buddha)

Sang Prabu kemudian menyesal dan meneteskan air mata. Kemudian berkata kepada Sunan Kalijaga,”Besok Negara Blambangan gantilah nama dengan Negara Banyuwangi agar menjadi pertanda kembalinya Sabdapalon ke tanah Jawa membawa asuhannya. Adapun kini Sabdopalon masih dalam alam Ghaib.”

Prabalingga karo Bangerwarih
Sunan Kalijaga kemudian diperintahkan menandai air sumber, jika bau harumnya hilang, besok, orang Jawa akan meninggalkan agama Islam kembali ke agama Kawruh. Sunan Kalijaga kemudian membuat dua buah tabung bambu, yang satu diisi air tawar, satunya diisi air sumber. Air sumber tadi untuk pertanda, jika bau wangi hilang, orang tanah Jawa akan kembali ke agama Kawruh. Tabung setelah diisi air, kemudian ditutup daun pandan dan dibawa dua orang sahabatnya.
Prabu Brawiaya kemudian pergi, diiringkan Sunan Kalijaga dan dua orang sahabatnya. Malam harinya istirahat di Sumberwaru. Esok harinya tabung itu dibuka, airnya dicium masih wangi, kemudian segera melanjutkan perjalanan lagi agar ketika matahari tenggelam sudah sampai di Panarukan. Sang Prabu istirahat di sana. Pagi harinya air dicium masih wangi. Sang Prabu kemudian melanjutkan perjalanan lagi.
Sesudah matahari tenggelam mereka telah sampai di Besuki. Sang Prabu beristirahat di sana. Esok harinya tabung air dicium masih berbau wangi. Sang Prabu kemudian meneruskan perjalanan sampai matahari tenggelam.
Sampai di Prabalingga, disitu juga istirahat semalam. Esok paginya air itu dilihat lagi. Air yang tawar masih enak, tetapi berbusa harum. Tetapi tinggal sedikit, karena kerap diminum di jalan. Sedangkan air sumber setelah dicium baunya menjadi bacin (=busuk), lalu dibuang. Sang Prabu kemudian berkata kepada Sunan Kalijaga, “Prabalingga di besuk namanya dua, Prabalingga dan Bangerwarih. Di sini besok menjadi tempat untuk perkumpulan orang-orang yang mencari pengetahuan kepintaran dan kebatinan. Prabalingga artinya perbawanya orang Jawa tertutup dengan perbawa tetangga.”

Sang Prabu kemudian segera meneruskan perjalanan, agar dalam waktu tujuh hari sudah sampai di Ampelgading. Nyai Ageng Ambil menyambut kemudian menyembah kepada Sang Prabu sambil menangis bercucuran air mata. Sang Prabu kemudian berkata,” Jangan menangis, sudahlah semuanya sudah menjadi kehendak Yang Maha Kuasa. Aku dan kamu hanya sekedar menjalani, semua peristiwa ini sudah ditulis dalam Lauh Mahfudz. Baik buruk jangan ditolak. Sudah kewajiban orang hidup sabar dan menerima.”

Nyai Ageng Ampel kemudian berkata kepada Sang Prabu, melaporkan tingkah laku cucunya, Prabu Jimbun, seperti yang sudah diceritakan di depan. Sang Prabu kemudian memerintahkan untuk memanggil Prabu Jimbun. Nyai Ampel mengutus santri ke Demak dengan membawa surat. Sesampai di Demak, surat disampaikan kepada Sang Prabu Jimbun. Tidak lama kemudian Prabu Jimbun berangkat menghadap ke Ampel.
Putra raja Majapahit, yang bernama Raden Bondan Kejawan di Tarub, mendengar berita bahwa negara Majapahit dibedah oleh Adipati Demak, malah Sang Prabu meloloskan diri dari istana, tidak jelas ke mana larinya. Merasa tidak enak pikirnya, maka kemudian pergi ke Majapahit. Raden Bondan Kejawan menyamar untuk mencari berita dimana ayahandanya. Sesampai di Surabaya ia mendengar berita bahwa Sang Prabu ada di Ampel, tetapi kemudian sakit. Raden Bondankejawan kemudian menghaturkan sembah bhakti.
Sang Prabu bertanya, “Siapa yang menyembah ini?”
Raden Bondan Kejawan berkata, “Hamba putra Paduka, Bondhan Kejawan.” Sang Prabu kemudian merangkul putranya. Sakitnya Sang Prabu semakin parah. Beliau merasa sudah akan pulang kepada jaman kelanggengan. Kata beliau kepada Sunan Kalijaga demikian, “Sahid, mendekatlah kemari, aku sudah akan kembali ke jaman kelanggengan, buatlah surat ke Penging dan Ponorogo. Nanti kuberi tanda tangan. Aku sudah terima hancurnya Majalengka. Jangan ada perang berebut tahtaku, semua tadi sudah kehendak Yang Maha Suci, jangan ada perang, karena hanya akan membuat kekacauan dunia. Sayangilah rakyat dan kerusakan tanah Jawa. Menghadaplah ke Demak. Jangan ada yang memulai perang setelah aku. Kuminta kepada Yang Maha Kuasa, perangnya akan kalah.”

Kembali ke Alam Kalanggengan
Sunan Kalijaga kemudian menulis surat. Setelah selesai kemudian ditandatangani oleh Sang Prabu. Kemudian diberikan kepada Adipati Pengging dan Ponorogo.
Sang Prabu kemudian berkata, “Sahid, setelah aku tidak ada, pandai-pandalah kamu memelihara anak cucu-ku. Aku titip anak kecil ini. Seketurunannya asuhlah. Bila ada untungnya, besok anak ini yang bisa menurunkan bibit tanah Jawa. Dan lagi pesanku kepada kamu, apabila aku sudah kembali ke alam kalanggengan, kuburkan aku di Majapahit sebelah utara laut buatan. Adapun kuburanku kuberi nama Sastrawulan. Siarkan kabar bahwa yang dikubur di situ Raja Putri Cempa. Dan lagi pesanku, besok anak cucuku jangan sampai kawin dengan lain bangsa. Jangan sampai membuat panglima perang orang bangsa lain.”

Sunan Kalijaga kemudian menjawab, “Apakah Sang Prabu tidak memberi izin kepada putra Paduka Prabu Jimbun untuk menjadi raja di tanah Jawa?”

Sang Prabu berkata, “Ya, kuberi izin, tetapi hanya berhenti tiga keturunan.” Sunan Kalijaga meminta petunjuk apa artinya nama kuburan Sang Prabu.
“Sastra artinya tulisan, wulan artinya cahaya dunia. Artinya kuburanku hanya seperti cahaya rembulan. Apabila masih kemilau cahaya rembulan, nanti orang Jawa ingat Jawa bahwa kematianku sudah memeluk agama Islam. Maka kutinggikan Putri Cempa, karena aku sudah dibetinakan oleh si Patah, serta tidak dianggap laki-laki, sampai aku disia-siakan seperti ini. Maka aku hanya mengizinkan ia menjadi raja hanya dalam tiga keturunan, Karena si Patah itu dari tiga bangsa, Jawa, Cina, dan Raksasa. Maka ia tega kepada ayah serta ngawur caranya. Maka wasiatku, anak cucuku jangan kawin dengan lain bangsa, karena dalam berkasih-kasihan dengan orang lain bangsa tadi bisa merubah keyakinan. Bisa mencelakai hidup, maka aku memberi wasiat jangan mengangkat panglima perang orang yang lain bangsa. Karena akan menginjak Gustinya, dalam berperang mendua hati. Sudah Sahid, semua wasiatku tulislah.”

Sang Prabu setelah bersabda demikian ,tangannya kemudian bersedekap, terus wafat. Jenazahnya kemudian dikuburkan di Astana Sastrawulan Majapahit.
Sampai sekarang terkenal bahwa yang dikubur di situ adalah Sang Putri Cempa. Adapun sebenarnya Putri Cempa itu wafatnya di Tuban. Tepatnya kuburan di Karang Kemuning. Setelah tiga hari wafatnya Prabu Brawijaya, dikisahkan Sultan Bintara(= Raden Patah) baru datang di Ampelgading dan bertemu Nyai Ageng Ampel.
Nyai Ageng berkata, “Celaka kamu Jimbun, tidak melihat wafatnya ayahanda, jadi tidak bisa sungkem serta minta izin olehnya menjadi raja, serta minta ampunan semua kesalahan yang sudah terjadi.”

Prabu Jimbun berkata kepada Nyai Ageng, ia hanya bisa pasrah kepada takdir. Barang yang sudah terlanjur hanya bisa dijalani. Sultan Demak di Ampel tiga hari dan kemudian pulang kembali ke Demak.
Diceritakan Adipati Pengging dan Ponorogo, yaitu Pangeran Handayaningrat di Pengging dan Raden Batara Katong, sudah mendengar berita bahwa negara Majapahit dibedah oleh Adipati Demak dengan menyamar menghadap kepada Sang Prabu waktu Hari Raya. Adapun Prabu Brawijaya dan putra Raden Gugur meloloskan diri dari istana dan tidak ketahuan besembunyi dimana. Adipati Pengging dan Adipati Ponorogo sangat marah. Keduanya kemudian menyiapkan sebuah pasukan hendak menyerang Demak, membela ayah merebut tahta. Para prajurit sudah siap senjata untuk menempuh perang hanya tinggal berangkat. Tiba-tiba datang utusan dari Sang Prabu Brawijaya memberikan surat wasiat. Adipati Pengging dan Adipati Ponorogo segera menerima dan membaca surat tersebut. Surat itu kemudian disembah dengan meneteskan air mata berat. Keduanya terhenyak, marah, giginya gemeretuk, wajahnya merah seperti api, dan kata-katanya ketus menyumpah kepada ayahnya sendiri, mudah-mudahan jangan hidup lebih lama lagi, agar tidak memperpanjang rasa malu. Kedua adipati ngotot tidak mau menghadap ke Demak, karena gelap pikirannya kemudian keduanya jatuh sakit dan tidak lama kemudian meninggal.

Sekalaning Majapahit

Adapun menurut pendapat yang lain, matinya Adipati Pengging dan Ponorogo karena ditenung oleh Sunan Giri, agar jangan mengganggu di belakang hari. Maka cerita hancurnya negeri Majapahit itu disembunyikan, tidak seimbang dengan kebesaran serta luasnya kekuasaannya. Semua itu untuk menutupi rahasia raja, seorang putra memusuhi ayahandanya. Apabila dipikirkan sangat memalukan. Sejarah hancurnya Majapahit disemukan oleh para pujangga bijaksana menjadi demikian:
“Karena Karomah para wali, keris Sunan Giri ditarik keluar ribuan tawon yang menyengati orang Majapahit. Mahkota Sunan Gunung Jati Cirebon, keluar tikusnya beribu-ribu menggerogoti bekal dan pelana kuda prajurit Majapahit sehingga bubar, karena banyaknya tikus.”
“Peti dari Palembang ada di tengah perang dibuka keluar demit-nya, orang Majapahit geger karena ditenung demit. Sang Prabu Brawijaya wafat mikraj.”

Kemudian Kyai Kalamwadi bertutur kepada murid yang bernama Darmo Gandhul, “Namun semua tadi hanya pasemon(=kiasan). Adapun kenyataannya, cerita hancurnya Majapahit itu seperti yang kuceritakan tadi. Negara Majapahit itu besar dan kokoh. Akan tetapi bisa rusak karena digerogoti tikus? Biasanya tawon itu bubar karena diganggu orang. Hutan angker banyak demitnya. Bubarnya demit apabila hitannya dirusak oleh manusia untuk dibuat sawah. Tetapi apabila Majapahit rusak karena dari tikus, tawon, dan demit, SIAPA YANG PERCAYA?

Apabila orang percaya Majapahit hancur karena tikus, tawon, dan demit, itu artinya orang tadi tidak tajam pikirannya. Cerita yang demikian tadi ANEH DAN TIDAK MASUK AKAL. Tidak cocok lahir batin. Maka hanya untuk pasemon (= kiasan). Apabila diterangkan dengan jelas maka artinya membuka rahasia Majapahit. Maka hanya diberi perlambang agar orang berpikir sendiri. Adapun pasemon tadi artinya demikian:
Tikus itu wataknya remeh, tetapi lama-lama apabila dibiarkan akan berkembang biak. Artinya, para ulama awalnya ketika baru sampai di Jawa meminta perlindungan kepada Prabu Brawijaya di Majapahit. Sesudah diberi, balas merusak.
Tawon itu membawa madu yang rasanya sangat manis, senjatanya berada di anus. Adapun tempat tinggalnya di dalam tala, artinya tadinya ketika dimuka memakai kata-kata yang manis, akhirnya menyengat dari belakang. Adapun tala artinya mentala ‘tega’ meusak Majapahit, siapa yang mendengar pasti marah.
Adapun demit diberi wadahi peti dari Palembang, setelah dibuka berbunyi menggelegar. Artinya Palembang itu mlembang, yaitu ganti agama. Peti artinya wadah yang tertutup untuk mewadahi barang yang samar. Demit artinya samar, remit, rungsid. Demit itu juga TUKANG SANTET.
Adapun jelasnya demikian, Hancurnya Negeri Majapahit disantet dengan cara samar, ketika akan menyerang tidak ada tantangan apa-apa, menyamar hanya untuk menghadap ketika hari raya grebeg. Mereka dikejutkan, Orang Majapahit tidak siap senjata, tahu-tahu Adipati Terung sudah membantu Adipati Demak.
Sejak Jaman Kuno belum pernah ada kerajaan besar seperti Majapahit hancur dengan disengat tawon serta digerogoti tikus saja, bubarnya orang sekerajaan hanya karena disantet demit. Hancurnya Majapahit suaranya menggelegar, terdengar sampai ke negara mana-mana. Kehancuran tersebut karena diserang oleh anaknya sendiri dibantu yaitu Wali Delapan atau Sunan Delapan yang disujudi orang Jawa. Sembilannya Adipati Demak. Mereka semua memberontak dengan licik.

Keajaiban Alam
Kemudian lagi kata Ki Kalamwadi, “Guruku Raden Budi Sukardi meriwayatkan sebelum Majapahit hancur, burung kuntul itu belum ada yang memakai kuncir. Setelah negara pindah ke Demak, keadaan di Jawa juga berubah. Lantas ada burung kuntul memakai kuncir. Prabu Brawijaya disindir, Kebo kombang atine entek dimangsa tuma kinjir.
Kebo artinya kerbau, yakni raja kaya, Kombang artinya diam tapi suaranya riuh, yaitu Prabu Brawijaya tak habis pikir ketika Majapahit hancur. Maksudnya diam marah saja, tidak berkenan melawan dengan perang. Adapun tuma kinjir itu kutu babi hutan. Tuma artinya tuman ‘terbiasa’, babi hutan itu juga bernama andapan, yaitu Raden Patah ketika sampai di Majapahit bersujud kepada ayahanda Sang Prabu. Waktu itu diberi pangkat, artinya mendapat simpati dari Sang Prabu. Tapi akhirnya memerangi dan merebut tahta. Tidak berpikir benar dan salah, sampai Sang Prabu tidak habis pikir.

Adapun kuntul memakai kuncir itu pasemon Sultan Demak. Ia mengejek-ejek kepada Sang Prabu, karena agamanya Buddha kawak kafir kufur. Makanya Gusti Allah memberi pasemon gitok kuntul kunciran. Artinya lihatlah tengkukmu, ibumu putri Cina, tidak boleh menghina kepada orang lain beragama. Sang Prabu Jimbun itu berasal dari tiga benih. Asalnya Jawa, maka Sang Prabu Jimbun besar hati menginginkan tahta raja, ingin cepat kaya sesuai sifat ibunya. Adapun berani tanpa pikir itu dari sifat Sang Arya Damar, karena Arya Damar itu ibunya putri raksasa, senang minum darah, sifatnya sia-sia. Maka ada kuntul memakai kuncir itu sudah kehendak Allah, tidak hanya Sunan Demak sendiri saja yang diperingati mengakui kesalahannya, tetapi juga para wali lainnya. Apabila tidak mau mengakui kesalahannya, dosanya lahir batin. Maka namanya wali diartikan walikan dibaiki membalas kejahatan.
Adapun adanya orang Cina datang di tanah Jawa itu dongengnya demikian, Pada jaman kuno, ketika santri Jawa belum banyak pengetahuannya, setelah mati sukmanya terbawa angin kemudian tumbuh di tanah Cina, maka sekarang kembali ke tanah Jawa menjadi sukmanya orang Cina tadi. Jadi mereka itu tadinya banyak yang sukma Jawa.