“Aku bukan nabi yang bisa sempurna, ku tak luput dari dosa, biarlah ku hidup seperti ini, takdir cinta harus begini, ada kau dan dia bukan ku yang mau”
Siapa sih orangnya yang nggak mau langgeng dalam menjalin sebuah kisah cinta? Setiap orang, termasuk kamu tentunya, saat menjalin sebuah hubungan kasih pasti menginginkan untuk bisa langgeng selamanya, bisa saling mencintainya untuk selama mungkin dan tentunya semesra mungkin, iya kan?
Pas pertama kali kamu jadian sama pacar kamu, tentu sudah bukan rahasia lagi bila kita selalu berjanji. Berjanji akan setia sehidup semati, berjanji untuk saling mencintai, berjanji untuk saling menjaga dan melindungi. Saat itulah, maka harapan kamu pun setinggi langit. Banyak dari kita mengkhayalkan sebuah kisah cinta yang indah seperti kisahnya Romeo and Juliet.
Tak salah memang kita berharap atau berkhayal, karena ada orang-orang di sekeliling kita yang memang sudah berhasil membina kisah cintanya, sehingga mereka menjadi pasangan yang serasi dan mempunyai sebuah kisah cinta yang indah dan mengagumkan.
Tapi seperti kata Rossa diatas, kita bukan nabi yang bisa sempurna. Setiap orang pasti tak luput dari dosa. Saat kekasih kita mulai menemukan sebuah kekurangan dalam diri kita, maka dia pun berlahan mulai berpaling dari kita dan mencari seseorang yang lebih sempurna dari kita. Hingga akhirnya datanglah Dia, orang ketiga dalam kisah cinta kamu.
Kau dan Dia, yah….. setiap orang pasti pernah ngalamin. Dia, orang yang sudah pasti punya kelebihan yang tak kita miliki. Dia, orang yang bisa memberikan kepada kekasih kita, apa yang tak bisa kita berikan. Dia, orang yang bisa membuat kekasih kita merasa lebih bahagia saat bersamanya daripada bersama kita. Dan Dia, yang akhirnya menghancurkan hubungan yang telah terbina selama ini. Dia, yang telah merampas mimpi-mimpi indah dalam mengarungi lautan cinta.
Tapi jangan pernah menapikan, karena Dia juga kita sadar bahwa kita hanyalah sekedar manusia yang tak sempurna, ada banyak kekurangan dalam diri kita. Dan ini semua, harusnya membuat kita sadar dan lebih mengakui akan keagungan Tuhan, Sang Maha Sempurna.
Terlepas dari rasa sakit hati kita, adanya Kau dan Dia sudah sepantasnya menjadikan kita tegar, sudah seharusnya kita mulai membina diri kita sendiri, menutupi kekurangan kita, dengan kelebihan-kelebihan yang kita miliki.
Saat kita akhirnya harus putus dengan kekasih tercinta, jadikan itu sebagai momentum dimana kita harus menjadi orang yang lebih baik. Hingga satu saat, ketika kita bertemu kembali dengan mantan kekasih kita, yang dia ingat bukan kekurangan kita, tapi kelebihan yang ada pada kita yang dulu tak pernah dia sadari saat bersama kita.
No comments:
Post a Comment